Jadi, lanjut Fuad Bawazier, posisi Presiden Gus Dur saat itu adalah tergantung dari pembahasan Sidang Istimewa apakah akan dilengserkan atau tidak.
"Kan PKB (Partai Kebangkitan Bangsa) saja yang tidak setuju. Kalau misalnya partai besar kayak PDIP, khususnya tidak setuju, barangkali (Sidang Istimewa Pemakzulan Presiden Gus Dur) juga tidak bisa dijalankan," kata Fuad Bawazier.
Tapi kenyataannya, saat itu, kata Fuad Bawazier, Fraksi PDIP, Fraksi ABRI, Golkar setuju dan hanya PKB saja yang tidak setuju Sidang Istimewa MPR.
"Akhirnya Sidang Istimewa MPR berlangsung kemudian Wakil Presiden Megawati Soekarnoputri ditunjuk sebagai Presiden pengganti Gus Dur, jadi keputusannya itu telah lewat tengah malam setelah dekrit," ungkapnya.***