ISU BOGOR - Wali Kota Bogor Bima Arya dan kepala daerah di kawasan Bogor, Depok dan Bekasi mengikuti rapat evaluasi tingkat kewaspadaan Covid-19 bersama Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil melalui saluran video conference, Rabu 1 Juli 2020.
“Pak Gubernur tadi menyampaikan khusus ke wilayah Bodebek, angka Reproduksi Efektif atau angka penularan di Bodebek paling rendah adalah di Kota Bogor dengan angka 0,33. Itu kita syukuri karena kerja keras kita ada hasilnya. Angka 0,33 itu skor terendah di Bodebek dan pak gubernur mengapresiasi,” ungkap Bima Arya
Khusus wilayah Bodebek yang berdekatan dengan DKI Jakarta, Ridwan Kamil menyampaikan angka reproduksi efektif covid di Kota Depok (1,17), Kota Bekasi (0,71), Kabupaten Bogor (0,66), Kabupaten Bekasi (0,57) dan Kota Bogor (0,33).
Baca Juga: Adaptasi Kebiasaan Baru, Pemkot Bogor Perbolehkan Ojol Bawa Penumpang
Angka reproduksi efektif (Rt) merupakan salah satu indikator dalam menentukan tingkat kewaspadaan Covid-19 di wilayah Jawa Barat. Selain itu ada juga indikator yang dinilai yakni laju orang dalam pemantauan (ODP), laju pasien dalam pengawasan (PDP), laju perkembangan pasien positif, laju kesembuhan (recovery rate), laju kematian (case fatality rate), laju transmisi (contact index), risiko geografis dan laju pergerakan.
“Meski trend penyebaran Covid-19 di Kota Bogor cenderung melandai, kata Bima, tapi situasi belum aman sepenuhnya. 2 Juli merupakan hari terakhir masa PSBB Proporsional di fase transisi. Pemkot akan evaluasi dan Insyaallah akan diumumkan langsung bagaimana kelanjutannya ke depan. Termasuk soal aturan ojek online yang boleh angkut penumpang dan kegiatan-kegiatan di hotel selain fasilitas menginap dan tempat umum lainnya,” jelas Bima.
Bima menjelaskan, Gubernur Jabar menyerahkan kepada kepala daerah Bodebek untuk menentukan kebijakan ke depannya seperti apa.
“Kerangkanya masih dalam kerangka PSBB proporsional tetapi dipersilahkan untuk memulai pra adaptasi kebiasaan baru (Pra-AKB) di bidang tertentu,” katanya.