UNICEF: Gaza Tempat Paling Berbahaya di Dunia Bagi Anak-anak

- 19 Desember 2023, 20:51 WIB
Juru Bicara UNICEF James Elder menyatakan bahwa jalur Gaza, Palestina merupakan tempat paling berbahaya di dunia bagi anak-anak.
Juru Bicara UNICEF James Elder menyatakan bahwa jalur Gaza, Palestina merupakan tempat paling berbahaya di dunia bagi anak-anak. /Foto/Tangkapan layar Instagram @eye.on.palestine
 

ISU BOGOR - Juru Bicara UNICEF James Elder menyatakan bahwa jalur Gaza, Palestina merupakan tempat paling berbahaya di dunia bagi anak-anak. Hal tersebut ia sampaikan saat menggelar konferensi pers di di Palais des Nations di Jenewa.

“Jalur Gaza adalah tempat paling berbahaya di dunia bagi anak-anak. Dan hari demi hari, kenyataan brutal itu semakin diperkuat,” ungkap James Elder sebagaimana dilansir WAFA News Agency, Selasa, 19 Desember 2023.

“Selama 48 jam terakhir, rumah sakit terbesar yang masih berfungsi penuh telah dibom sebanyak dua kali. Rumah sakit itu – Al Nasser di Khan Yunis – tidak hanya menampung sejumlah besar anak-anak yang terluka parah akibat serangan terhadap rumah mereka, namun juga ratusan perempuan dan anak-anak yang mencari keselamatan,” sambungnya.
 

Elder mengatakan bahwa UNICEF telah membagikan kisah Dina yang berusia 13 tahun. “Saat rumahnya di Khan Yunis hancur total, dia terluka dan kemudian kaki kanannya diamputasi. Dia kehilangan kedua orang tuanya dan dua saudara laki-lakinya. Tapi Dina tidak putus asa. Dia bercerita kepada kami tentang mimpinya menjadi pengacara. Dia berkata, ‘Saya merasakan ketidakadilan; ketika saya besar nanti, saya akan menjadi pengacara sehingga saya dapat menikmati hak-hak saya dan hak semua anak’.

“Dina adalah salah satu orang yang terbunuh di Rumah Sakit Nasser pada hari Minggu, sehari setelah dia membagikan kisah harapannya,” katanya sambil bertanya-tanya, “Lalu ke mana anak-anak dan keluarga mereka pergi? Mereka tidak aman di rumah sakit. Mereka tidak aman di tempat penampungan. Dan mereka tentu saja tidak aman di zona yang disebut sebagai zona ‘aman’.”

Elder menjelaskan bahwa “zona aman” adalah sebidang kecil tanah tandus, atau sudut jalan, atau bangunan setengah jadi, tanpa air, tanpa fasilitas, tanpa perlindungan dari dingin dan hujan, serta tanpa sanitasi.
 

“Jadi tanpa air dan sanitasi, atau tempat berlindung, apa yang disebut zona aman ini akan menjadi zona penyakit. Kasus diare pada anak di atas 100.000. Kasus penyakit pernapasan akut pada warga sipil berada di atas 150.000. Kedua angka tersebut merupakan angka yang terlalu rendah dari kenyataan yang menyedihkan,” katanya.

“Tanpa air bersih, makanan dan sanitasi yang cukup hanya bisa dihasilkan oleh gencatan senjata kemanusiaan – kematian anak-anak akibat penyakit bisa melebihi jumlah kematian akibat pemboman,” kata juru bicara UNICEF.

“Para orang tua sangat menyadari bahwa rumah sakit bukanlah pilihan bagi anak mereka yang sakit – baik karena rumah sakit terkena serangan, maupun karena rumah sakit kewalahan menampung anak-anak dan warga yang menderita luka parah akibat perang,” katanya.
 

“Saat ini, pengiriman bantuan adalah masalah hidup atau mati bagi anak-anak di Gaza dan kondisi untuk memberikan bantuan tersebut tidak terpenuhi. Gencatan senjata kemanusiaan yang segera dan berjangka panjang adalah satu-satunya cara untuk mengakhiri pembunuhan dan cederanya anak-anak, serta kematian anak-anak akibat penyakit, dan memungkinkan pengiriman bantuan darurat yang sangat dibutuhkan,” pungkasnya.

Editor: Iyud Walhadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x