"Kenapa itu terjadi, ya itu akibat dari Undang-undang Omnibus Law, di mana swasta boleh mengambil lahan-lahan itu demi mempercepat investasi, yang disebut proyek strategis nasional Presiden Jokowi kan," kata Rocky Gerung.
"Jadi dasarnya itu, nah ini yang disebut memerlukan kajian political economy, bukan sekadar data sempit yang biasanya dipakai IMF," tambahnya di Channel YouTube Rocky Gerung Official, Minggu, 10 September 2023.
Baca Juga: Dipersekusi Bersama Refly Harun saat di Yogyakarta, Rocky Gerung: Itu Seperti Diorganisir
Terkait data yang diungkap IMF tentang pandemi Covid-19 memunculkan kemiskinan baru, namun di sisi lain bencana tersebut menambah orang kaya yang semakin kaya.
"Jadi dibagi saja rasionya yang diukur spending itu bukan pendapatan orang, jadi orang yang udah miskin pun kalau spendingnya masih ada itu, ya memang itu udah nggak ada yang dia mau ambil tabungannya," kata Rocky Gerung.
Dengan demikian, kata Rocky Gerung, tetap saja IMF ini bekerja atas prinsip-prinsip monetaris, bukan prinsip keadilan fiskal. Hal tersebut tentu paradima yang berbeda.
Baca Juga: Mangkir dari Panggilan Polisi, Rocky Gerung: Saya Ada Acara di Pondok Pesantren
"Sementara untuk mengukur kemakmuran dan pertumbuhan yang berbasis pada equality itu dasarnya bukan parameter IMF," kata Rocky.
"IMF cuma mau mengatur supaya suplai uang itu bisa menimbulkan efek pada perdagangan dunia dan karena perdagangan dunia masih macet, maka IMF kasih sinyal pada Indonesia, hati-hati kalian. Walaupun dikasih pujian dikit, tapi sebenarnya itu pujian dari makelar yang mulai ketakutan," pungkasnya.***