Pemerintah Klaim Angka Kesembuhan Pasien Positif Covid-19 Meningkat 3 Kali Lipat

- 26 Agustus 2020, 09:00 WIB
Ilustrasi pasien virus corona. Kasus Covid-19 di Sumsel terus bertambah.
Ilustrasi pasien virus corona. Kasus Covid-19 di Sumsel terus bertambah. /PIXABAY/Tumisu



ISU BOGOR - Pemerintah mengklaim dalam tiga minggu terakhir peningkatan pasien positif Covid-19 sembuh di Indonesia meningkat tiga kali lipat.

Per 25 Agustus 2020, Indonesia memiliki kasus aktif sebesar 24,1% atau 38.134 kasus, sementara di dunia persentasenya rata-rata 28,35%.

Dari kasus sembuh juga Indonesia berada di angka 71,5% atau 112.867 kasus, sementara rata-rata dunia berada di angka 68,19%.

"Sedangkan jumlah kasus meninggal adapun 6.858 kasus atau 4,34%, dimana kasus di dunia 3,44%. Jadi Indonesia masih lebih tinggi dari rata-rata kasus dunia," jelas Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito, Selasa 25 Agustus 2020.

Baca Juga: Ramlan Zodiak Cinta Rabu 26 Agustus 2020, Virgo dan Aquarius Apapun Bisa Terjadi


Kabar baiknya lagi berdasarkan grafik kasus positif, beberapa hari terakhir ada kecenderungan adanya penurunan, meskipun belum dapat dikatakan signifikan. Namun berdasarkan grafik angka kesembuhan dalam beberapa hari terakhir juga cukup menanjak.

Dan mencapai puncaknya pada 24 Agustus dengan jumlah kesembuhan harian sebanyak 3.560 kasus. Dalam 3 Minggu terakhir peningkatannya naik jadi tiga kali lipat.

"Ini perlu diapresiasi secara nasional dengan pencatatan yang ada dari seluruh daerah dalam 3 minggu terakhir," lanjutnya.

Baca Juga: Messi Resmi Hengkang dari Barcelona, 4 Klub Siap Beli Pemain Seharga Rp 12 Trilun

Baca Juga: Barcelona Lepas Klausal Megabintang Messi, Tiga Kali Lipat Harga Neymar

Selain itu ia merinci soal Peta Zona Risiko penyebaran pandemi Covid-19. Ada 3 indikator kesehatan masyarakat yang menyusun diantaranya epidemiologi, surveilans kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan masyarakat.

"Dan semua indikator ini berbasis pada data pencatatan dimana sumbernya data surveilans dan database rumah sakit online yang dicatat Kementerian Kesehatan. Dan ini adalah sumber data terbaik yang dimiliki Indonesia," lanjut Wiku.

Setelah dilakukan pendekatan dan penghitungan, maka dilakukan skoring dan pembobotan sehingga terbagi 4 warna zona. Warna tersebut katanya dipilih berdasarkan warna kebencanaan yang lazim digunakan untuk mengidentifikasi risiko wilayah. Dan juga rekomendasi dari WHO.

Baca Juga: Resmikan Tol, Jokowi : Untuk Membangkitkan Perekonomian di Aceh

Zona risiko tinggi atau zona merah skor 0 - 1.80, zona risiko sedang atau zona oranye skor 1.81 - 2.40, zona risiko rendah atau zona kuning skor 2.41 - 3.0 dan zona tidak ada kasus atau zona hijau, tidak tercatat kasus positif atau pernah terdapat kasus namun tidak ada penambahan kasus baru dalam 4 minggu terakhir dan angka kesembuhan 100%.

Untuk jumlah pemeriksaan per orang nasional, sejauh ini Indonesia baru mencapai 35,6% dari standar WHO. Indonesia katanya mengikuti standar yang ditetapkan WHO yakni idealnya 1:1000 orang perminggu. Di Indonesia idealnya dengan jumlah penduduk 260 juta jiwa, targetnya adalah 267.700 orang per minggu.

Namun Indonesia kata Wiku terus berupaya mengejar target sesuai standar WHO. Saat ini Indonesia telah mencapai pemeriksaan per orang nasional sebanyak 95.463 orang per minggu.

"Ini memang capaiannya masih jauh dari standar internasional, pemerintah Indonesia berupaya keras untuk memenuhi targetnya, saat ini sudah ada 320 laboratorium dibawah 12 lembaga yang seluruhnya berupaya keras meningkatkan testing ini dengan baik," lanjutnya.

Baca Juga: Pemerintah Sebut Libur Panjang Picu Penyebaran Covid-19

Sementara soal vaksin baru akan dimulai setelah lulus uji klinis fase 3 dan memberikan hasil yang baik serta memberikan kekebalan yang baik bagi manusia. Saat ini BUMN Bio Farma telah melakukan kerjasama dengan Sinovac asal China mengembangkan vaksin Merah Putih.

"Indonesia juga bekerjasama dengan Sinopharm melakukan uji klinis fase 3 yang dilakukan China National Biotec Group. Dan uji diadakan dengan aliansi Uni Emirat Arab melalui perusahaan G42 Healtcare yang berbasis di Abu Dhabi," jelasnya.

Alasan pemilihan Uni Emirat Arab dikarenakan di negara itu ada 85 kebangsaan dan diharapkan keterwakilan berbagai etnis bangsa di dunia dapat terwakili. Terakhir Indonesia juga telah berdiskusi dengan perusaah asal China, Cansino yang penerima paten teknologi pembuatan vaksin Covid-19. Dan perusahaan itu juga melakukan uji klinis fase 3 di berbagai negara, diharapkan uji coba lebih lanjut dapat dilakukan di Indonesia.***

Editor: Chris Dale


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x