Ekonomi Indonesia Negatif 5,32 Persen, Kemenkeu: Jangan Khawatir Dulu

- 5 Agustus 2020, 21:47 WIB
Ilustrasi mata uang Indonesia, Rupiah.
Ilustrasi mata uang Indonesia, Rupiah. /BAY ISMOYO/AFP

 



ISU BOGOR - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menjelaskan situasi pertumbuhan negatif ekonomi Indonesia di kuartal II 2020 disaat Pandemi Covid-19 jangan buru-buru membuat masyarakat khawatir.

Dalam akun Twitter @KemenkeuRI mengunggah utas tentang penjelasan pertumbuhan negatif ekonomi Indonesia tersebut.

Kemenkeu menjelaskan Pandemi Covid-19 memukul ekonomi semua negara, buksn hanya Indonesia. Perlambatan ini adalah dampak pembatasan sosial yg diterapkan.

Baca Juga: Mensos Tetap Kejar Target Penurunan Stunting di Masa Pandemi, Minta Kementerian Lain Ikut Fokus

Singapura, Uni Eropa, & Hongkong juga alami kontraksi, bahkan resesi. Indonesia masih lebih baik, perlambatan ekonominya tak sedalam negara lain.

Di kuartal I, meski dampak sudah terasa, ekonomi Indonesia masih tumbuh positif 2,97 persen.

Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diterapkan sejak Maret untuk mencegah penyebaran Covid-19 menjadi faktor utama turunnya permintaan dan melambatkan ekonomi Indonesia hingga ke -5,32 persen.

Baca Juga: Adegan Film The Simpson Prediksi Ledakan di Lebanon Viral di Medsos

Sektor pariwisata, khususnya transportasi dan penyediaan akomodasi makanan dan minuman terdampak paling berat. Sektor ini terkontraksi paling dalam.

Sementara, di sisi lain, sektor pertanian serta Informasi dan komunikasi mampu tumbuh positif.

Upaya Pemerintah

Krmenkeu juga menyampaikan utas akun Twitternya, pemulihan ekonomi nasional jadi prioritas Pemerintah. Tidak hanya berfokus pada pemulihan ekonomi, pemerintah juga tetap memperhatikan masalah kesehatan.

Baca Juga: 3 Hari Selesai Isolasi, Diduga Stress Berat Pasien Positif Covid-19 Lompat Bunuh Diri

Pemerintah menjaga kehidupan sekaligus menjaga mata pencaharian utk hidup. Keduanya dijalankan pemerintah dalam satu kemudi.

Penanganan kesehatan jadi rem, pemulihan ekonomi berfungsi jadi gas, dan penjagaan sektor keuangan jadi sabuk pengaman.

Di kuartal III ini, Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) diperkuat dan dipercepat.

Bansos dan subsidi untuk mendorong daya beli serta konsumsi. Di sisi lain, dunia usaha juga didorong lewat subsidi bunga, kredit modal kerja dan insentif pajak.

Kemenkeu mwyakini, ketika permintaan dan penawaran meningkat, ekonomi kembali bergerak.

Menurut Kemenkeu program PEN sudah berjalan dan makin gencar memasuki semester II. Aktivitas ekonomi juga mulai bergerak di era kenormalan baru.

Hasilnya, beberapa indikator ekonomi mulai menunjukkan perbaikan. Grafiknya mulai berbalik ke arah positif.

Baca Juga: Pandemi Covid-19 Buat Pelanggaran Operasi Patuh Lodaya Menurun 97 Persen

Kondisi stabilitas sistem keuangan juga dijaga dengan koordinasi kuat antara Pemerintah dan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK). Hal itu akan menjadi sinyal positif bagi Indonesia.

Untuk memperkuat sinyal positif ini, ditulis lanjut dalan utas, langkah-langkah tambahan dan inisiatif baru disiapkan.

Salah satunya, bantuan modal kerja UMKM dan insentif untuk karyawan. Belanja pemerintah digenjot kuat agar Indonesia cepat pulih.

Baca Juga: Satu Anggota Sekretariat DPRD Kabupaten Bogor Positif Covid-19

"Nah, enggak perlu panik, kan. Ternyata semua upaya sudah disiapkan Pemerintah.

Yuk, bantu dengan patuhi protokol kesehatan & belanja produk dalam negeri utk pulihkan Indonesia," cuit akun Kemenkeu.***

Editor: Linna Syahrial

Sumber: Twitter


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x