Komandan Militer Ukraina di Mariupol: Kami Memohon Pemimpin Dunia Bantu Kami

- 20 April 2022, 20:52 WIB
Komandan Militer Ukraina di Mariupol: Kami Memohon Pemimpin Dunia Bantu Kami
Komandan Militer Ukraina di Mariupol: Kami Memohon Pemimpin Dunia Bantu Kami /Reuters
ISU BOGOR - Komandan salah satu dari dua unit militer terakhir Ukraina di Mariupol, Brigade Mayor Serhiy Volyna, menyatakan kota pelabuhan strategis hampir direbut pasukan Rusia.

Ia mengatakan tentaranya yang kalah jumlah hanya memiliki beberapa hari atau jam tersisa untuk hidup dan meminta untuk dievakuasi ke negara ketiga.

Serhiy Volyna, komandan brigade marinir ke-36 itu mengatakan dalam sebuah video yang diposting ke Facebook Rabu pagi bahwa pasukan yang mempertahankan pabrik baja Azovstal memiliki 500 tentara yang terluka di antara barisan mereka dan bahwa pabrik baja juga melindungi ratusan warga sipil, termasuk anak-anak.

Baca Juga: Ukraina: Sekarang Tujuan Rusia Jelas, Dorong Angkatan Darat ke Krimea Sebelum Mei 2022

Pabrik baja adalah posisi terakhir Ukraina di Mariupol. Brigade Mayor Volyna mengaku telah mempertahankan pabrik baja dengan Resimen Azov, sebuah milisi yang dibentuk pada tahun 2014 yang awalnya mencakup beberapa nasionalis sayap kanan dan kemudian dimasukkan ke dalam Garda Nasional Ukraina.

Tidak jelas apakah Mayor Volyna mengacu pada kedua kelompok yang bertikai.

“Kami memohon dan memohon kepada semua pemimpin dunia untuk membantu kami. Kami meminta mereka untuk menggunakan prosedur 'ekstraksi' dan membawa kami ke wilayah negara pihak ketiga," katanya.

Baca Juga: Jet Tempur Terbaik di Dunia Ini Bakal Pertahankan Langit Ukraina dari Invasi Rusia

“Ini bisa menjadi daya tarik terakhir dalam hidup kita. Kami mungkin menghadapi hari-hari terakhir kami, jika tidak berjam-jam. Kami kalah jumlah 10 banding 1," katanya.

Para pembela Mariupol telah menggagalkan upaya tujuh minggu Rusia untuk merebut kota itu, yang telah menyaksikan beberapa pertempuran kota paling sengit dalam perang tersebut.

Kota, di Laut Azov, terletak di dekat wilayah separatis yang direbut oleh separatis pro-Moskow pada tahun 2014, ketika Rusia juga memisahkan semenanjung Krimea dari Ukraina.

Halaman:

Editor: Iyud Walhadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x