Bulan lalu, Rusia mengatakan akan secara radikal mengurangi aktivitas militer di sekitar Ukraina utara, termasuk di dekat Kiev dan kota Chernihiv di tengah pembicaraan damai yang mengalami kesulitan di Istanbul, Turki.
Wakil menteri pertahanan Rusia, Alexander Fomin, mengatakan isyarat itu adalah untuk meningkatkan rasa saling percaya.
Baca Juga: Eks Presiden Rusia Dmitry Medvedev Sebut Putin Ingin Kerajaan Moskow Membentang hingga Lisbon
"Menciptakan kondisi yang tepat untuk negosiasi di masa depan dan mencapai tujuan akhir penandatanganan kesepakatan damai dengan Ukraina," kata Alexander Fomin.
Tapi ini terjadi setelah Kremlin mengatakan sedang bergerak untuk mengkonsolidasikan cengkeramannya di wilayah Donbas timur, yang saat ini berada di bawah kendali pro-Moskow.
Menteri pertahanan Rusia, Sergei Shoigu, mengatakan tujuan utama Rusia sekarang adalah pembebasan wilayah tersebut.
Sementara itu, Pakar Senjata Kimia yang sempat menjabat sebagai Kepala Unit Senjata Kimia Angkatan Darat Inggris, Kolonel Hamish de Bretton-Gordon, mengatakan kemampuan Moskow untuk merayap lebih jauh ke barat saat pertempuran atrisi berlanjut diragukan jika tanpa menggunakan senjata kimia.
"Plihannya ada pada apakah Putin bersedia mempertaruhkan semuanya dan meluncurkan serangan tidak konvensional ke Ukraina Barat, atau memutuskan Donbas untuk memenuhi persyaratannya," kata dia.
Dia berharap akan ada semacam perdamaian dan Rusia akan fokus di Timur.