ISU BOGOR - Presiden Rusia Vladimir Putin akan menyerang kota-kota Uni Eropa (UE) jika Barat gagal campur tangan dalam invasi Kiev. Hal itu disampaikan Eks Perdana Menteri (PM) Ukraina Volodymyr Groysman.
Mantan PM Ukraina, Volodymyr Groysman, yang saat ini bersembunyi di Ukraina yang kemungkinan besar menjadi bagian dari daftar tokoh publik Kremlin yang akan dibunuh atau dipenjara setelah pendudukan militer.
Dalam peringatan suramnya, Groysman mengatakan kepada The Sunday Telegraph bahwa sejumlah kota-kota di UE, seperti Lithuania, Estonia dan Polandia akan menjadi target berikutnya jika Ukraina jatuh.
“Saya 100 persen yakin bahwa, Tuhan melarang, jika Ukraina jatuh, itu berarti pasukan Putin akan berada di perbatasan Uni Eropa dan NATO. Dan kemudian dalam setahun – atau mungkin lebih cepat, mungkin nanti – dia akan campur tangan di negara-negara Baltik dan Polandia, misalnya.
“Jadi apa yang akan terjadi kalau begitu? [Beberapa] pemimpin Eropa masih dapat mengatakan, 'Lihat, perang mungkin menjadi lebih besar.
"Jadi mari kita tunggu [jadi] itu tidak menjadi perang skala besar, karena ini masih hanya tentang Lituania dan Estonia dan Polandia, tapi ini bukan tentang Prancis atau Inggris Raya atau Jerman.'” kata Groysman.
Baca Juga: Putin Kehilangan 3 Jenderal Selama Perang Rusia Ukraina, Pertanda Kesalahan Strategi dari Rusia
Pemimpin berusia 44 tahun itu menjadi Perdana Menteri Ukraina pada 2016 setelah sebelumnya menjabat sebagai ketua parlemen negara itu.
Berbicara tentang keadaan Ukraina saat ini yang menghadapi serangan reguler dari Rusia, dia mengatakan bahwa nantinya tidak akan ada kehidupan normal lagi.
“Ini adalah kehidupan dalam kondisi perang, perang melawan semua orang Ukraina, yang dimulai oleh Putin," ungkapnya.
Maka dari itu, kata dia, aApa yang dimiliki sekarang selama dua minggu terakhir adalah intervensinya dari segala arah.
"Kami memiliki serangan udara dan pemboman permanen. Dia juga menggunakan jenis senjata yang dilarang menurut hukum internasional – misalnya, bom vakum.
“Kami memiliki penembakan dengan sistem peluncuran roket yang didorong. Ada sejumlah kota yang terus-menerus diserang... jadi selalu ada ancaman pemboman," paparnya.
Baca Juga: Diduga Pro Islam, Presiden Rusia Vladimir Putin Banjir Pujian Sejumlah Warganet Indonesia
Tak hanya itu, kata dia, Putin juga menggunakan jenis senjata yang dilarang menurut hukum internasional – misalnya, bom vakum.
“Kami memiliki penembakan dengan sistem peluncuran roket yang didorong. Ada sejumlah kota yang terus-menerus diserang... jadi selalu ada ancaman pemboman," tuturnya.
Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sempat menuntut zona larangan terbang di tengah Putin terus merencanakan serangan terhadap Kyiv.
Namun, tanpa tanggapan dari Barat, Zelensky baru-baru ini mengatakan bahwa NATO tidak memiliki "keberanian" dalam menanggapi Vladimir Putin dan menambahkan bahwa dia tidak melihat "konsensus bersama" bagi Ukraina untuk diterima ke dalam NATO.***