Pasukan AS yang Bantu Evakuasi Warga Afghanistan Melarikan Diri dari Taliban Bersiaga Setelah Serangan Bom

- 27 Agustus 2021, 17:55 WIB
Suasana di sekitar bandara Kabul sesaat setelah ledakan yang menewaskan tentara AS dan warga sipil
Suasana di sekitar bandara Kabul sesaat setelah ledakan yang menewaskan tentara AS dan warga sipil /Foto: Reuters/

ISU BOGOR - Pasukan Amerika Serikat (AS) yang membantu mengevakuasi warga Afghanistan untuk melarikan diri dari kekuasaan Taliban bersiaga untuk serangan lebih lanjut pada Jumat, 27 Agustus 2021.

Setidaknya setelah satu pembom bunuh diri ISIS menewaskan 85 orang termasuk 13 tentara AS di luar gerbang bandara Kabul.

Menurut saksi mata, dua ledakan dan tembakan mengguncang daerah di luar bandara pada Kamis malam.

Baca Juga: Banyak Warga Afghanistan Cari Makan dan Tempat Berlindung Dalam Krisis Kemanusaan Setelah Taliban Serbu Kabul

Baca Juga: Wayne Rooney Pastikan Mantan Rekan Setimnya, Cristiano Ronaldo Tidak Akan Gabung dengan Manchester City

Baca Juga: Pandu Riono: Tidak Pengembangan Vaksin Nusantara Sesuai Kaidah Ilmiah dan Diakui WHO

Video yang direkam oleh wartawan Afghanistan menunjukkan puluhan mayat berserakan di sekitar kanal di tepi bandara.

Seorang pejabat kesehatan dan seorang pejabat Taliban mengatakan jumlah korban tewas Afghanistan telah meningkat menjadi 72 termasuk 28 anggota Taliban.

Meskipun seorang juru bicara Taliban kemudian membantah bahwa salah satu pejuang mereka yang menjaga perimeter bandara telah tewas.

Militer AS mengatakan 13 anggota nya tewas dan 18 terluka dalam apa yang digambarkan sebagai serangan kompleks.

Negara Islam (ISIS) musuh Taliban Islam serta Barat mengatakan salah satu pembom bunuh diri menargetkan penerjemah dan kolaborator dengan tentara Amerika.

Tidak jelas apakah pelaku bom bunuh diri meledakkan kedua ledakan tersebut atau salah satunya adalah bom yang ditanam.

Juga tidak jelas apakah orang-orang bersenjata ISIS terlibat dalam serangan itu atau apakah tembakan yang mengikuti ledakan itu adalah penjaga Taliban yang menembak ke udara untuk mengendalikan massa.

Para pejabat AS bersumpah akan melakukan pembalasan. Jenderal Frank McKenzie, kepala Komando Pusat AS mengatakan pada komandan AS mengawasi lebih banyak serangan oleh Negara Islam.

Baca Juga: Epidemiolog Blak-blakan: Vaksin Nusantara Itu Tidak Ada, Kok Tiba-tiba Ada yang Mau Beli

Hal ini termasuk kemungkinan roket atau bom mobil yang menargetkan bandara.

"Kami melakukan segala yang kami bisa untuk bersiap," ujarnya.

Ia menambahkan bahwa sejumlah intelijen sedang dibagikan dengan Taliban bahwa dia percaya beberapa serangan telah digagalkan oleh mereka.

Pasukan AS berlomba untuk menyelesaikan penarikan mereka dari Afghanistan dengan batas waktu 31 Agustus yang ditetapkan oleh Presiden Joe Biden.

Dia mengatakan Amerika Serikat sudah lama mencapai alasan aslinya untuk menyerang negara itu pada tahun 2001.

Yakni untuk membasmi militan Al Qaeda dan mencegah terulangnya serangan 11 September di Amerika Serikat tahun itu.

Biden mengatakan dia telah memerintahkan Pentagon untuk merencanakan bagaimana menyerang ISIS-K, afiliasi ISIS yang mengaku bertanggung jawab.

"Kami tidak akan memaafkan. Kami tidak akan melupakan. kami akan memburu anda untuk membuat anda membayar," ujar Biden.***

Editor: Aulia Salsabil Syahla

Sumber: reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x