Pemerintah Haiti mengumumkan keadaan darurat selama dua minggu untuk membantu memburu para pembunuh Moise.
Baca Juga: Presiden Haiti Jovenel Moise Dibunuh, Saksi: Pelaku Juga Gunakan Granat dan Drone
Mereka disinyalir sebagai tentara bayaran asing dan pembunuh terlatih.
"Saya menyerukan ketenangan. Semuanya terkendali," kata Joseph di televisi bersama Direktur Jenderal Polisi Charles. "Tindakan barbar ini tidak akan dibiarkan begitu saja," katanya.
Tewasnya Presiden Haiti Jovenel Moise akibat tembakan dalam penyerangan di rumah kepresidenan, Rabu, 7 Juli 2021 dini hari pukul 1.00 waktu setempat ternyata oleh tentara bayaran.
Dikutip dari Reuters, pada Kamis, 8 Juli 2021, polisi telah membunuh empat tentara bayaran dan menangkap 2 orang lainnya.
Direktur Jenderal Polisi Leon Charles dalam siaran televisi Rabu malam mengatakan pasukan keamanan tidak akan beristirahat sampai para pelaku tertangani.
Pasukan keamanan Haiti terlibat baku tembak sengit pada Rabu dengan penyerang yang membunuh Presiden Jovenel Moise di rumahnya semalam, menjerumuskan negara yang sudah miskin dan dilanda kekerasan itu lebih dalam ke dalam kekacauan.
"Kami memblokir mereka dalam perjalanan saat mereka meninggalkan TKP," katanya. "Sejak itu, kami bertarung dengan mereka."