ISU BOGOR - Annisa Larasati Pohan naik pitam. Istri Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) itu tak terima setelah sang suami ditendang dari kursi kepemimpinan Partai Demokrat.
Seperti diketahui Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat di Hotel Hill, Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat 5 Februari 2021 kemarin, akhirnya memutuskan Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko sebagai Ketua Umum dan Marzuki Alie sebagai Ketua Dewan Pembina.
Kekesalan wanita kelahiran 20 November itu ia curahkan di akun media sosialnya, di twitter dengan nama akun @AnnisaPohan misalnya, Annisa mengatakan,
Baca Juga: Dari Bogor, SBY Beberkan Keterlibatan KSP Moeldoko Mengkudeta Partai Demokrat
"Ketika sebuah Partai Politik diambil haknya secara paksa dengan melanggar konstitusi, lebih lagi ada “pembiaran” dari yang punya kuasa. Apalagi dengan hak Rakyat kecil? Siapa yang akan lindungi? apakah kita akan terus diam? " tegasnya.
Ketika sebuah Partai Politik diambil haknya secara paksa dg melanggar konstitusi, lebih lagi ada “pembiaran” dari yang punya kuasa.
Apalagi dengan hak Rakyat kecil? Siapa yang akan lindungi? apakah kita akan terus diam?— Annisa Pohan (@AnnisaPohan) March 5, 2021
Menurut ibu dari Almira Tunggadewi Yudhoyono, dirinya menyadari sudah lama keadilan pergi dari negara ini dan tidak pernah kembali. "Itu karena kita hanya menjadi penonton pasif, tidak membela keadilan dan tidak ikut berperan aktif “memulangkan” keadilan. apakah kita akan terus diam? " bebernya.
Saya sadar, sdh lama keadilan pergi dari negara ini dan tidak pernah kembali.
Itu karena kita hanya menjadi penonton pasif, tidak membela keadilan dan tidak ikut berperan aktif “memulangkan” keadilan.
apakah kita akan terus diam?— Annisa Pohan (@AnnisaPohan) March 5, 2021
Baca Juga: KLB Demokrat 2021, SBY: Berkabung karena Akal Sehat Telah Mati
Annisa pun kemudian mengutip penggalan ayat suci Alquran "Jadilah kamu penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah, walaupun terhadap dirimu sendiri atau terhadap ibu bapak dan kaum kerabatmu. Jika dia (yang terdakwa) kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatan (kebaikannya)"