ISU BOGOR - Pernyataan Presiden Prancis, Emmanuel Macron yang dinilai menghina umat Islam mendapat kecaman dari Presiden RI, Jokowi.
Presiden Jokowi menyebut pernyataan Emmanuel Macron dapat memecah belah persatuan antar umat beragama di dunia.
Hal tersebut diutarakan Jokowi lewat channel Youtube Sekretariat Presiden pada Sabtu 31 Oktober 2020 kemarin.
Jokowi dan rakyat Indonesia mengecam keras pernyataan Presiden Macron yang menghina Nabi Muhammad SAW serta umat Islam.
Baca Juga: Sindir Pemerintah? Karni Ilyas Unggah Kutipan Bisnis Penyakit Adalah Mesin Pencetak Uang Terbesar
Baca Juga: Kronologi Anggota Klub Moge Harley Keroyok 2 Prajurit TNI, Ternyata Pelakunya Masih Belasan Tahun
Menurut Jokowi, pernyataan Macron dapat memecah belah persatuan antar-umat beragama.
"Kebebasan berekspresi yang mencederai kehormatan, kesucian, serta kesakralan nilai-nilai dan simbol agama sama sekali tidak bisa dibenarkan dan harus dihentikan. Mengaitkan agama dengan tindakan terorisme adalah sebuah kesalahan besar. Terorisme adalah terorisme," tutur Jokowi lewat keterangan resmi dalam video.
"Teroris adalah teroris. Teroris tidak ada hubungannya dengan agama apa pun," sambung Jokowi.
Jokowi juga menyampaikan bahwa rakyat Indonesia mengajak kepada warga dunia mengedepankan persatuan dan toleransi beragama untuk membangun dunia yang lebih baik.
Di balik kecaman tersebut, pada 2017 silam Presiden Jokowi pernah bertemu dengan Presiden Macron saat menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi G20 Hamburg, Jerman.
Baca Juga: Video Pria Bergelantung di Jembatan Rel Kereta Cibinong-Nambo, Motor Nyaris Jatuh ke Jurang
Baca Juga: Kumpulkan Pemuka Agama, Presiden Jokowi Juga Kecam Aksi Kekerasan di Paris dan Nice
Di momen itu, Jokowi dan Emmanuel Macron membuat ngevlog dan berbincang-bincang,
Momen tersebut ditayangkan dalam video berita yang diunggah channel Kompas TV di Youtube pada Minggu 1 November 2020.
Emmanuel Macron dan Jokowi saling merangkul dan menyebut kalau Jokowi adalah temannya.
"Saya sedang bersama teman saya," ucap Emmanuel Macron dikutip dari YouTube Kompas TV.
Presiden Macron mengaku bangga bisa berteman dengan Jokowi dan juga terhadap rakyat Indonesia.
"Kami sangat bangga pada kalian, kami sangat bangga dengan Presiden Joko Widodo," ucap Macron.
Selain itu, Presiden Macron juga janji akan mengunjungi Indonesia sewaktu-waktu untuk membicarakan kerja sama.
"Terima kasih banyak dan sampai bertemu dalam waktu dekat," tambahnya.
Presiden Prancis Emmanuel Macron Perangi Aksi Terorisme Atas Nama Islam
Presiden Prancis Emmmanuel Macron mengaku geram dengan tindakan aksi terorisme yang mengatasnamakan Islam karena sudah lebih dari 300 warganya meninggal dunia.
Hal tersebut diungkapkan Presiden Prancis Emmanuel Macron dalam wawancara dengan Aljazeera yang diunggah di akun twitter @EmmanuelMacron pada, Minggu 1 November 2020.
"Saya ingin menjelaskan: apa yang kami lakukan di Prancis adalah memerangi terorisme yang dilakukan atas nama Islam, bukan Islam. Itu (terorisme) sudah merenggut nyawa lebih dari 300 warga kita!," ungkap Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Baca Juga: Presiden Prancis Bantah Menghina Islam Tapi Ngotot Mendukung Karikatur, Macron: Karena Itu Hak Kami
Baca Juga: Ini Pidato Lengkap Presiden Prancis Emmanuel Macron yang Anti Islam?
Baca Juga: Prancis Anti-Islam: Emmanuel Macron menyebut Mengerti Perasaan Umat Muslim
Presiden Macron mengeluhkan dengan beredarnya kabar tentang Prancis menghina Islam adalah suatu kebohongan dan bertolak belakang dengan yang dilontarkannya selama ini.
"Saya telah melihat terlalu banyak kebohongan. Saya dengar dan lihat di media sosial belakangan ini, sebetulnya negara kita tidak memiliki masalah dengan agama apa pun".
"Mereka (umat Islam di Prancis) semua belajar dengan bebas! Tidak ada stigmatisasi: Prancis terikat pada perdamaian dan hidup bersama," kilah Presiden Macron.
Baca Juga: Ini Doa dari Khabib Nurmagomedov untuk Presiden Prancis Emmanuel Macron yang Menghina Nabi Muhammad
Baca Juga: Jokowi: Presiden Prancis Emmanuel Macron Telah Melukai Perasaan Umat Islam
Baca Juga: Peristiwa Berdarah di Prancis, Pria Tunisia Penggal Kepala Perempuan di Gereja
Bahkan ia mencoba meralat kabar yang menyebut Presiden Prancis mendukung kartun yang mempermalukan Nabi Muhammad.
"Saya dibuat (di media sosial dan media mainstream) mengatakan: 'Saya mendukung kartun yang mempermalukan nabi'. Saya mendukung orang yang bisa menulis, berpikir, dan menggambar dengan bebas di negara saya. Itu benar,"
"Karena itu kebebasan kita. Saya mengerti bahwa ini bisa mengejutkan, saya menghormatinya, tetapi kita harus membicarakannya," kata Macron.
Baca Juga: Tanggapi Tudingan Prancis Menghina Nabi Muhammad, Olivier Chambard: Islamisme Radikal yang Dilawan
Baca Juga: Prancis Menghina Nabi Muhammad, Jokowi Kecam Keras Presiden Emmanuel Macron
Baca Juga: UAS Tanggapi Prancis Hina Nabi Muhammad: Ini Kejahatan Terstruktur Pembusukan Umat Islam
Macron menyebut, para ekstremis Islam mengajarkan bahwa Prancis tidak boleh dihormati. "Mereka mengajarkan bahwa wanita tidak setara dengan pria, dan bahwa gadis kecil tidak boleh memiliki hak yang sama dengan anak laki-laki".
"Saya memberi tahu Anda dengan sangat jelas: Tidak di negara kita. Saya tidak akan pernah menerima bahwa kita bisa membenarkan kekerasan. Kebebasan kami, hak kami, saya menganggapnya sebagai panggilan kami untuk melindungi mereka," katanya.
Ia juga menjelaskan soal paham sekularisme untuk melawan terorisme di negaranya. "Sebab, sekularisme tidak pernah membunuh siapa pun".
"Saya tidak akan pernah menerima bahwa mereka bisa membenarkan kekerasan. Saya percaya bahwa misi kami adalah untuk melindungi kebebasan dan hak kami," ucapnya dengan bersikukuh dengan dalih memperjuangkan kebebasan berbicara. ***