Prancis Anti-Islam: Emmanuel Macron menyebut Mengerti Perasaan Umat Muslim

- 1 November 2020, 08:06 WIB
Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Presiden Prancis Emmanuel Macron. //Twitter


ISU BOGOR - Presiden Prancis Emmanuel Macron memberikan pernyataan terbaru setelah komentar sebelumnya dikecam internasional sebagai anti-Islam.

Dalam kesempatan wawancara dengan televisi Arab Al Jazeera, Macron mengatakan sangat mengerti perasaan umat Islam setelah kebebasan berpendapat Charlie Hebdo menampilkan kartun dan menyinggung perasaan umat muslim.

"Saya bisa mengerti bahwa orang bisa dikejutkan oleh karikatur itu, tetapi saya telah menerima kekerasan bisa dibenarkan," kata Macron.

Baca Juga: Mega Ngamuk ke Kader Milenial PDIP: Apa Bakti Kalian di Negeri Ini, Mejeng-mejeng Doang!

Kekerasan yang dimaksud adalah kekerasan menyebabkan terbunuhnya warga Prancis saat menjalankan ibadah di dalam gereja.

"Saya menganggap itu tugas kami untuk melindungi kebebasan kamu dan hak-hak kami," papar Macron.

Dalam upaya untuk memperbaiki apa yang dia katakan sebagai kesalahpahaman tentang niat Prancis di dunia Muslim, Macron memberikan wawancara kepada jaringan televisi Arab Al Jazeera yang disiarkan pada hari Sabtu 31 Oktober 2020.

Baca Juga: Isi Pidato Lengkap Presiden Prancis Emmanuel Macron Singgung Soal Islam Hingga Menuai Protes

Di dalamnya, dia mengatakan Prancis tidak akan mundur dalam menghadapi kekerasan dan akan membela hak kebebasan berekspresi, termasuk penerbitan kartun.

Namun dia menekankan bahwa dirinya dan para pejabatnya mendukung kartun-kartun itu, yang oleh Muslim dianggap menghujat, atau bahwa Prancis sama sekali anti-Islam.

“Jadi saya memahami dan menghormati bahwa orang dapat dikejutkan oleh kartun ini, tetapi saya tidak akan pernah menerima bahwa seseorang dapat membenarkan kekerasan fisik atas kartun ini, dan saya akan selalu membela kebebasan di negara saya untuk menulis, berpikir, menggambar,” Kata Macron, menurut transkrip wawancara yang dirilis oleh kantornya.

Baca Juga: Susah Payah, Manchester City Kalahkan Tim Papan Tengah Sheffield United

"Peran saya adalah menenangkan segalanya, itulah yang saya lakukan, tetapi pada saat yang sama, melindungi hak-hak ini."

Sebelumnya, Serangan Nice, pada hari umat muslim sedang merayakan Hari Besar Islam, terjadi di tengah meningkatnya kemarahan Muslim di seluruh dunia atas pembelaan Prancis atas hak menerbitkan kartun yang menggambarkan Nabi.

Pada 16 Oktober, Samuel Paty, seorang guru sekolah di pinggiran kota Paris, dipenggal kepalanya oleh seorang Chechnya yang berusia 18 tahun yang tampaknya marah oleh gurunya yang menunjukkan kartun Nabi Muhammad di kelas selama pelajaran kewarganegaraan.

Baca Juga: Biografi Sean Connery: Cerdas, Tampan, Jago Berkelahi, Perankan 7 Kali Agen 007 James Bond

Para pengunjuk rasa mengecam Perancis dalam aksi unjuk rasa jalanan di beberapa negara mayoritas muslim, dan beberapa telah menyerukan boikot barang Prancis.

Prancis, mencoba mengantisipasi kemungkinan serangan lainnya, tersentak pada Sabtu malam ketika seorang imam Ortodoks Yunani ditembak dan terluka di gerejanya di kota Lyon di tenggara. Namun para pejabat tidak memberikan indikasi adanya dugaan terorisme.

Macron memicu protes di dunia Muslim setelah berkomentar kalau Prancis tetap mempertahankan kebebasan berpendapat lewat karikatur.

Resmi! Akhrirnya Indonesia Layangkan Kecaman ke Prancis Buntut Pernyataan Presiden Macron
Resmi! Akhrirnya Indonesia Layangkan Kecaman ke Prancis Buntut Pernyataan Presiden Macron Biro Pers Sekretariat Presiden


Tidak berhenti sampai di situ, pada Jumat 23 oktober 2020 kemarin, ia mengatakan Islam adalah "agama yang mengalami krisis di seluruh dunia".

Hal itu diungkap Macron sebagai reaksi atas pembunuhan guru Samuel Paty awal bulan ini. Ia dibunuh setelah menunjukkan kartun Mohammed di kelasnya.

Macron menganggap Paty adalah martir yang mengusung kebebasan berpendapat dan pelaku adalah seorang radikal Muslim. Ia pun menindaklanjuti insiden ini dengan perintah pengawasan terhadap ormas Islam Prancis dan menutup sejumlah masjid yang mencurigakan.

Baca Juga: Kumpulkan Pemuka Agama, Presiden Jokowi Juga Kecam Aksi Kekerasan di Paris dan Nice

Tak pelak, celoteh Macron menuai kecaman dan protes dari negara-negara Islam di berbagai belahan dunia. Mulai dari negara-negara Timur Tengah, Turki, Pakistan, Iran, Bangladesh, Malaysia, juga Indonesia melayangkan kecaman.***

Editor: Chris Dale

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x