Jika Embargo Energi Bisa Hentikan Perang Rusia Ukraina, Menlu Jerman: Kami Akan Segera Melakukannya

5 April 2022, 18:23 WIB
Menlu Jerman, Annalena Baerbock blak-blakan alasan pihaknya tak ikut melakukan embargo terhadap Rusia yang sedang berkonflik dengan Ukraina. /MAXIM SHEMETOV/REUTERS
 
ISU BOGOR - Menteri Luar Negeri (Menlu) Jerman, Annalena Baerbock blak-blakan alasan pihaknya tak ikut melakukan embargo terhadap Rusia yang sedang berkonflik dengan Ukraina.

Sebab, menurut Annalena Baerbock, Berlin tidak percaya bahwa embargo energi akan membuat Rusia menghentikan aksi militernya di Ukraina.

“Jika memberlakukan embargo penuh besok bisa menghentikan perang ini maka kami akan segera melakukannya.

Baca Juga: Zelensky Sindir Pedas Olaf Scholz Terkait Invasi Rusia ke Ukraina: Jerman Lebih Pragmatis

"Larangan seperti itu hanya akan mendorong harga perang ini lebih tinggi. Tapi itu tidak akan bisa menghentikan pembunuhan besok," kata Baerbock dalam sebuah wawancara dengan penyiar Jerman Tagesschau pada Senin malam.

Diplomat top Berlin telah meyakinkan bahwa UE pada akhirnya akan menghentikan impor energi dari Rusia tetapi itu akan memakan waktu.

Dia telah berjanji bahwa dalam beberapa hari ke depan Brussels akan membahas masalah ini. Menurut Baerbock, UE secara keseluruhan berupaya untuk mengurangi ketergantungan pada gas Rusia.

Baca Juga: Putin Ngamuk pada Jerman hingga Aliran Gas Dihentikan, Uni Eropa Terancam Krisis Energi

Sebagai anggota partai Hijau, dia percaya bahwa penghentian total energi fosil dari Rusia akan dimulai dalam waktu dekat.

Sebelumnya pada hari yang sama, Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier mengakui bahwa dia salah dalam pendekatannya ke Rusia.

“Saya bertahan dengan Nord Stream 2 jelas merupakan kesalahan,” katanya.

Baca Juga: Perang Ukraina, Inggris dan Jerman Jatuhkan Sanksi ke Rusia

“Kami berpegang pada jembatan yang tidak lagi dipercayai oleh Rusia dan yang diperingatkan oleh mitra kami kepada kami,” jelasnya.

Duta Besar Kiev di Berlin, Andrey Melnik, bagaimanapun, mengatakan bahwa penyesalan Steinmeier saja tidak cukup dan meminta presiden Jerman untuk menjatuhkan sanksi yang lebih ketat terhadap Moskow.

“Fakta bahwa Steinmeier telah mengakui kesalahannya dalam kebijakan Rusia adalah langkah pertama. Tetapi tindakan juga harus mengikuti,” kata diplomat Ukraina itu.

Baca Juga: Ukraina Blackout, Beberapa Saat Setelah Kanselir Jerman Jatuhkan Sanksi Keras ke Rusia

Moskow menyerang tetangganya pada akhir Februari, menyusul kegagalan Ukraina untuk mengimplementasikan ketentuan perjanjian Minsk yang ditandatangani pada 2014, dan pengakuan akhirnya Rusia atas republik Donbass di Donetsk dan Lugansk.

Protokol yang diperantarai Jerman dan Prancis telah dirancang untuk mengatur status wilayah-wilayah tersebut di dalam negara Ukraina.

Rusia kini menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer NATO yang dipimpin AS.

Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan dan membantah klaim bahwa pihaknya berencana untuk merebut kembali kedua republik dengan paksa.***



Editor: Iyud Walhadi

Sumber: Russia Today

Tags

Terkini

Terpopuler