ISU BOGOR - Penyakit hati berupa prasangka buruk (su’uzon) ini bukan perkara ringan dan remeh, ia adalah penyakit berbahaya yang dapat membunuh iman, dan orang yang dihinggapi penyakit ini merupakan orang yang jauh dari ketakwaan.
Sehingga ayat Al-Qur’an yang berbicara mengenai hal ini ditutup dengan perintah untuk bertakwa dan bertaubat. Allah SWT berfirman:
يا ايّها الذين أمنوااجْتَنِبُوا كَثيرًا من الظَّنِّ* إن بعضَ الظنِّ إثْمٌ ولا تجَسَّسُوا ولا يَغْتَبْ بعضُكم بعضًا* أيُحِبُّ احدُكم أن يأكُلَ لحْمَ أخِيه مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوه* واتّقوااللهَ إنّ اللهَ توّابٌ رحيم
Baca Juga: Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Bogor Raya Selama Ramadhan 2021
“Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah ada di antara kamu sekalian yang menggunjing sebagian yang lain.
Apakah ada di antara kalian yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kalian merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh Allah Maha Penerima Taubat, Maha Penyayang.” (QS. Al-Hujurat: 12)
Prasangka yang banyak mengandung dosa dan dilarang dalam ayat di atas adalah prasangka buruk. Prasangka buruk memang bukan sebuah tindakan dan aksi nyata, tetapi ia adalah penyakit hati yang bisa menggerakkan manusia berbuat sesuatu yang tercela.
Baca Juga: Jadwal Imsak dan Buka Puasa Jakarta dan Sekitarnya Selama Ramadhan 2021
Oleh karena itu, meskipun su’uzon merupakan prasangka di dalam hati, ia tetap dilarang karena banyak mengandung dosa. Bahkan dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW menyebut prasangka (buruk) sebagai “ucapan” yang paling dusta. Beliau bersabda: