ISU BOGOR - Menjelang bulan suci Ramadhan, masyarakat sunda seperti di Bogor memiliki tradisi unik bernama "Cucurak". Tradisi ini merupakan ajang silaturahmi dan makan-makan bersama untuk menyambut Ramadhan dengan penuh suka cita.
Makna Cucurak
- Curah-curah: Berasal dari bahasa Sunda yang berarti bersenang-senang atau suka cita.
- Silaturahmi: Berkumpul bersama keluarga, saudara, tetangga, atau teman untuk saling memaafkan dan menyambut Ramadhan dengan bahagia.
- Syukur: Ungkapan rasa syukur masyarakat dengan makan-makan bersama.
- Munajat: Memohon ampunan, keberkahan, dan rahmat kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Sejarah Cucurak
Sudah ada sejak lama di masyarakat Bumi Pajajaran (Bogor). Munculnya tradisi baru dengan nilai-nilai keislaman setelah dakwah Islam masuk ke wilayah tersebut. Tradisi makan-makan menyambut Ramadhan ini tetap dengan nama "Cucurak" sejak zaman dahulu.
Pelaksanaan Cucurak
- Tidak ada aturan khusus terkait tempat, waktu, orang, dan jenis makanan.
- Semua orang boleh berpartisipasi dalam tradisi ini.
- Makanan yang disajikan biasanya dalam porsi besar dan dimakan bersama-sama, seperti tumpeng, liwetan, dan lain sebagainya.
- Kegiatan cucurak juga diisi dengan ceramah, doa bersama, tahlilan, atau berbincang-bincang ringan.
Cucurak menjadi tradisi yang lestari dan bertahan di masyarakat Bogor hingga saat ini. Tradisi ini menjadi momen spesial untuk mempererat tali persaudaraan dan menyambut Ramadhan dengan penuh kebahagiaan.***