Dedie mengapresiasi ide kreatif di balik Pasar Dongko, menyebutnya sebagai "model pemberdayaan ekonomi masyarakat yang riil ada di lapangan". Ia melihat potensi besar pasar ini untuk mendorong kebangkitan UMKM dan menjadi tujuan wisata kuliner yang unik.
"Pemilihan lokasi di gang ini luar biasa, karena kebersihannya terjaga dan juga asri dengan pepohonan. Saya harap gerakan seperti ini bisa menjadi inspirasi bagi RW lainnya di Kota Bogor," tegas Dedie.
Baca Juga: Ribuan Personel Gabungan Siap Amankan Pemilu 2024 di Kabupaten Bogor
Pasar Dongko lahir pada tahun 2018 atas inisiatif RW 02 Kelurahan Tanah Baru, yang memanfaatkan hadiah uang tunai dari lomba kebersihan untuk membeli bibit tanaman dan membentuk KWT Sekebun.
"Dari KWT Sekebun ini kami panen namun bingung belum ada pasar untuk menjual hasil panen, akhirnya kami buat pasar Dongko," ungkap Kastim, Ketua RW 02.
Keunikan Pasar Dongko terletak pada fokusnya pada makanan tradisional Sunda yang diolah tanpa plastik dan dikemas dengan daun pisang. Pasar ini juga rutin diadakan setiap bulan di awal minggu, kecuali di bulan puasa.
Baca Juga: Masa Tenang Pemilu 2024, Bima Arya: APK yang Ditertibkan Akan Didaur Ulang
"Alhamdulillah respon masyarakat juga bagus karena bertahan sampai 6 tahun. Bukan hanya dari masyarakat sekitar tapi juga dari kota lain dan dari luar negeri," terang Kastim.
Keberhasilan Pasar Dongko menunjukkan potensi besar pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui UMKM dan wisata kuliner tradisional. Dedie Rachim pun berharap model ini dapat ditiru oleh RW lain di Kota Bogor.***