Mengenal Penyakit Paru Obstruktif Kronik yang Diperingati Setiap 15 November

- 14 November 2023, 12:53 WIB
Mengenal Penyakit Paru Obstruktif Kronik yang Diperingati Setiap 15 November
Mengenal Penyakit Paru Obstruktif Kronik yang Diperingati Setiap 15 November /Foto/Ilustrasi/tangkapan layar Youtube Saddam Ismail
ISU BOGOR - Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) diperingati setiap tahunnya pada tanggal 15 November. Lantas apa itu PPOK? Berikut ulasannya seperti dirangkum laman resmi WHO.

PPOK adalah penyakit paru-paru umum yang menyebabkan terbatasnya aliran udara dan masalah pernapasan. Kadang-kadang disebut emfisema atau bronkitis kronis.

Pada penderita PPOK, paru-paru bisa rusak atau tersumbat oleh dahak. Gejalanya berupa batuk, terkadang berdahak, kesulitan bernapas, mengi, dan kelelahan.

Baca Juga: Dedie Rachim Lepas 26 Atlet Anggar Kota Bogor, Siap Bertanding di Jabar Open Championship 2023

Merokok dan polusi udara adalah penyebab paling umum dari PPOK. Orang dengan COPD atau PPOK berisiko lebih tinggi mengalami masalah kesehatan lainnya.

COPD tidak dapat disembuhkan tetapi gejalanya dapat membaik jika seseorang menghindari rokok dan paparan polusi udara serta mendapatkan vaksin untuk mencegah infeksi. Penyakit ini juga dapat diobati dengan obat-obatan, oksigen, dan rehabilitasi paru.

Gejala Penyakit Paru Obstruktif Kronik

Gejala PPOK yang paling umum adalah kesulitan bernapas, batuk kronis (terkadang berdahak) dan rasa lelah.

Baca Juga: Update Harga Emas Antam Hari Ini Selasa 14 November 2023

Gejala PPOK bisa memburuk dengan cepat. Ini disebut flare-up. Ini biasanya berlangsung selama beberapa hari dan seringkali memerlukan obat tambahan.

Penderita PPOK juga memiliki risiko lebih tinggi mengalami masalah kesehatan lainnya. Ini termasuk:

  • infeksi paru-paru, seperti flu atau pneumonia
  • kanker paru-paru
  • masalah jantung
  • otot lemah dan tulang rapuh
  • depresi dan kecemasan.

Gejala umum PPOK berkembang sejak usia paruh baya dan seterusnya. Seiring berkembangnya PPOK, penderita akan semakin sulit melakukan aktivitas normal sehari-hari, seringkali karena sesak napas. Mungkin terdapat beban keuangan yang cukup besar karena keterbatasan produktivitas di tempat kerja dan rumah, serta biaya perawatan medis.

Halaman:

Editor: Iyud Walhadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x