"Kamarudin betul-betul membelah kasus ini sehingga terlihat anatomi dari kasus kan? Jadi jenazah sudah diautopsi, tapi kemudian diautopsi lagi secara kulural.
"Secara politik, secara forensic crime, sehingga (dengan autopisi ulang Brigadir J) kita sebetulnya membaca, kalau diurai habis-habisan, akhirnya kita menemukan anatomi lain," kata Rocky Gerung.
Baca Juga: Rocky Gerung soal Fenomena Citayam Fashion Week: Itu Sebagai Ledakan Kreatifitas
Pengamat politik itu, menyebutkan selain anatomi dari almarhum Brigadir Joshua yaitu anatomi dikalangan Polri sendiri.
"Jadi kita menunggu autopsi tentang lembaga Polri nya sendiri, kenapa begitu, karena Presiden Jokowi bahkan mendorong supaya Polri cepat melakukan penyelidikan itu," ungkapnya di Channel YouTube Rocky Gerung Official, Sabtu 23 Juli 2022.
Lantas, kata Rocky Gerung, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo tergopoh-gopoh terpaksa membentuk tim gabungan.
Baca Juga: Rocky Gerung soal Kekacauan Kebijakan Sawit Indonesia: Negara Memang Udah Nggak Berfungsi
"Dari itu aja sudah memberi sinyal bahwa ya pak Sigit (Kapolri) mengerti tapi jangan Polri aja yang bertanggungjawab, jadi perlu ada Komnas HAM, sehingga diperdulikan," ungkap Rocky Gerung.
Tak hanya itu, Rocky Gerung juga melihat dengan munculnya PDI Perjuangan yang mendorong kasus ini agar cepat terungkap.
"Karena itu kita lihat bagaimana tokoh-tokoh PDI Perjuangan gencar mengucapkan semacam ketidakpercayaan pada hasil autopsi awal," ucap Rocky Gerung.