Roman Abramovich Diracun, Kulitnya Terkelupas Usai Bertemu Negosiator Perdamaian Perang Rusia Ukraina di Kiev

29 Maret 2022, 15:07 WIB
Roman Abramovich Diracun, Kulitnya Terkelupas Usai Bertemu Negosiator Perdamaian Perang Rusia Ukraina di Kiev /Suzanne Plunkett/REUTERS
ISU BOGOR - Roman Abramovich diracun dengan gejala kulit terkelupas setelah bertemu dengan negosiator pembicaraan damai Perang Rusia dengan Ukraina di Kiev, awal bulan ini.

Pemilik Chelsea yang diketahui sebagai salah satu oligarki Rusia ini mengalami gejala keracunan setelah mengadakan pembicaraan dengan negosiator perdamaian Ukraina di Kyiv awal bulan ini, menurut laporan.

Roman Abramovich yang baru-baru ini diberi sanksi oleh pemerintah Inggris bersama dengan sejumlah tokoh Rusia terkemuka lainnya, dikatakan telah mengembangkan sejumlah gejala yang mengkhawatirkan setelah meninggalkan KTT.

Baca Juga: Dampak Perang Rusia Ukraina, Liga Premier Resmi Diskualifikasi Roman Abramovich

Dilansir dari Express UK, Selasa 29 Maret 2022, Roman Abramovich dan dua anggota senior tim Ukraina menderita sejumlah gejala di tubuhnya.

Gejala itu yang dirasakan Roman Abramovich meliputi robekan terus-menerus dan menyakitkan, mata memerah dan kulit terkelupas di wajah dan tangan mereka.

Wall Street Journal melansir gejala yang dialami pria berusia 55 tahun itu patut diduga akibat senjata kimia.

Baca Juga: Roman Abramovich Janji Sumbang Korban Perang Ukraina dari Hasil Penjualan Chelsea

Sementara itu, Sky Sports juga melansir tentang Roman Abramovich mengalami gejala gangguan penglihatan.

"Kehilangan penglihatannya untuk sementara waktu dan membutuhkan perawatan di rumah sakit," tulisnya yang mengutip laporan tentang insiden tersebut.

Laporan The Wall Street Journal mengklaim bahwa Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sempat bertemu Abramovich baru-baru ini.

Baca Juga: Roman Abramovich: Dalam Situasi Ini, Terbaik Adalah Mengganti Frank Lampard

Meski demikian, tidak ada hubungannya dengan gejala yang dialami Roman Abramovich. Tak hanyai itu, nyawa pemilik Chelsea dan pejabat Ukraina juga diyakini tidak dalam bahaya.

Proses mecaruni yang dicurigai dilaporkan telah dilakukan oleh kelompok garis keras Moskow yang diyakini berusaha menyabotase pembicaraan untuk mengakhiri perang di Ukraina.

Roman Abramovich diyakini telah bolak-balik antara Moskow, Lviv, dan tempat-tempat negosiasi lainnya di negara itu sejak awal konflik.

Baca Juga: Eschericia coli, Satu dari 6 Bakteri Penyebab Keracunan Makanan yang Bikin Heboh Dunia

Itu terjadi setelah Roman Abramovich, yang memiliki Chelsea sejak 2003 dan merupakan rekan dekat Presiden Rusia Vladimir Putin, terkena sejumlah sanksi oleh pemerintah Inggris dan Uni Eropa karena situasi di Ukraina.

Supremo The Blues baru-baru ini mengumumkan keinginannya untuk melepas klub sebelum pembatasan terhadapnya diberlakukan awal bulan ini.

Abramovich masih akan diizinkan untuk mengawasi perubahan kepemilikan meskipun ada sanksi saat ini, dengan uang yang terkumpul perlu dibekukan oleh pemerintah atau disalurkan ke badan amal.

Sejumlah pihak masih dalam proses untuk membeli Chelsea dan pengambilalihan skala penuh dapat diselesaikan pada akhir April.

Tawaran pilihan akan disampaikan kepada pemerintah Inggris dan Liga Premier pada 18 April, menurut Sky Sports.

Kepala eksekutif Liga Premier Richard Masters telah menegaskan bahwa dia akan mencari untuk memfasilitasi transisi cepat ketika ditanya pemikirannya tentang situasi di Chelsea awal bulan ini.

"Saya pikir yang tercepat yang pernah kami lakukan adalah sepuluh hari, tetapi itu tidak berarti rekor itu tidak dapat dikalahkan.

"Biasanya akan memakan waktu beberapa minggu, tetapi itu akan tergantung pada kerumitan kesepakatan dan jumlah pemilik potensial," kata Masters kepada Financial Times Business of Football Summit.

"Asalkan informasinya mudah dicerna, mudah dimengerti dan memberi kita jawaban yang benar, itu bisa dilakukan dengan relatif cepat.

Ini adalah keputusan yang tepat, situasinya telah meningkat sangat cepat selama tujuh hari terakhir dan dia telah sampai pada kesimpulan yang tepat. bahwa itu tidak berkelanjutan di lingkungan saat ini.

"Ini adalah keputusan yang disambut baik dan jelas demi semua orang, termasuk para penggemar, semakin cepat proses penjualan selesai dan selesai, semakin cepat semua orang mendapatkan kepastian," pungkasnya.***

 

Editor: Iyud Walhadi

Sumber: Express

Tags

Terkini

Terpopuler