Pembunuh Ibu dan Anak di Subang Sulit Terungkap, dr. Hastry Akui Banyak Tekanan

24 November 2021, 14:06 WIB
dr. Hastry Akui Banyak Tekanan ungkap Kasus Pembunuh Ibu dan Anak di Subang: Butuh Ketelitian /Youtube Denny Darko

ISU BOGOR - Ahli Forensik, dr. Sumy Hastry Purwanti mengakui dirinya merasa banyak tekanan saat menangani kasus pembunuh ibu dan anak di Subang, Jawa Barat.

Hal tersebut diungkapkan dr. Hastry saat tanya jawab dengan Youtuber Anjas di Thailand di Channel YouTube Denny Darko yang dikutip Isu Bogor, Rabu 24 Noveber 2021.

"Tapi dokter Hastry kalau melihat dokter Hastry sebagai seorang ahli bidang forensik di Subang sendiri pasti banyak tekanan yang luar biasa dari masyarakat ya dengan pemberitaan segini banyak, dok ya," tanya Anjas.

Baca Juga: Pembunuh Ibu dan Anak di Subang Diduga Pelajari Hilangkan Bukti, dr. Hastry: Sekarang Mudah Mengakses Forensik

Menanggapi pertanyaan Anjas di Thailand, dr. Hastry mengakui bahwa dirinya banyak tekanan terkait pemberitaan kasus pembunuh ibu dan anak di Subang.

"Iya (pasti banyak tekanan yang luar biasa)," kata dr. Hastry.

Bahkan dr. Hastry menyebut seolah tim forensik di Subang selama ini jika ada kekurangan dalam pengumpulan barang bukti, kembali ke Tempat Kejadian Perkara.

Baca Juga: Denny Darko Ramal Pembunuh Ibu dan Anak di Subang: Nasib Kalian Akan Berubah Seminggu ke Depan

"Dianggap kurang, turun lagi ke TKP, maka banyak masyarakat kok ke TKP lagi ya, kita ngumpulin lagi, apa yang didapat, kita ulang lagi," kata dr. Hastry.

Sebab, lanjut dr. Hastry pengambilan sampel DNA kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang ini, memang sulit.

"Pengambilan sampel DNA, selain darah itu sulit, apalagi properti kan, harus di cek teknis di lab, itukan butuh minimal sehari untuk menjadi sampel yang dijadikan DNA gitukan," kata dr. Hastry.

Baca Juga: Denny Darko Terawang Pembunuh Ibu dan Anak di Subang Ajak Ahli Forensik: Nggak Lama Lagi Akan Terbongkar

Menurut dr. Hastry dengan ketelitian dan lamanya proses pengambilan sampel DNA itu karena tidak ingin hal kecil seperti itu hilang.

"Jangan sampai hal kecil itu bisa ilang inti sel nya atau mito kondrian nya jangan sampai ilang, itu kan butuh ketelitian," jelas dr. Hastry.

Selanjutnya, kata dr. Hastry, hanya sedikit yang bekerja di laboratorium forensik meneliti DNA.

Baca Juga: Satu Pelajar Bogor Tewas Dibacok, 6 Pembunuh Ditangkap

"Maksudnya teman saya di lab itu sekitar 4 orang, dengan bekerja seperti banyak seperti itu, jarang. Makanya kan kalau saya dipanggil temen di universitas atau adik-adik selalu mengajak untuk mengambil ilmu DNA forensik," tegas dr. Hastry.

Bahkan, dirinya membujuk para adik-adik yang kuliah di kedokteran untuk tidak mengikuti jejaknya mengambil bidang keilmuan forensik patologi seperti dirinya.

"Coba DNA forensik atau toxikologi forensik itu luar biasa, masih dibutuhkan sekali, gitu loh, dan pelan kan, apalagi DNA yang diambil dari sidik jari yang melekat di tv, disini itukan butuh ketelitian, lama juga harus pelan-pelan," kata dr. Hastry.***

Editor: Iyud Walhadi

Tags

Terkini

Terpopuler