Big Hit Entertainment dan Naver Ingin Jalani Kemitraan Bisnis dengan Universal Music Group Amerika

4 Februari 2021, 17:07 WIB
Makin Keren! Big Hit Entertainment dan Naver Bakal Gaet Rumah Produksi Taylor Swift, Maroon 5 dan Rihanna /Allkpop

ISU BOGOR - Big Hit Entertainment dan Naver ingin menjalin kemitraan bisnis dengan Universal Music Group Amerika.

Seperti yang diberitakan oleh laporan bisnis pada 4 Februari 2021, Big Hit Entertainment dan Naver ingin bermitra dengan Universal Music Group Amerika untuk memperluas bisnis mereka ke pasar global.

Sebelumnya, Big Hit Entertainment dan Naver menyepakati kemitraan bisnis setelah Naver mengakuisisi 49% saham perusahaan teknologi digital beNX.

Baca Juga: Lirik Romanization dan Terjemahan Lagu Celebrity - IU yang Berhasil Raih Perfect All Kill

Baca Juga: Kota Bogor Terapkan Ganjil Genap, Berikut Jadwalnya

Baca Juga: Kota Bogor Berlakukan Ganjil Genap di Akhir Pekan, Imbas Zona Merah

beNX merupakan label afiliasi Big Hit Entertainment yang mengawasi pengoperasian Weverse.

Dilaporkan juga bahwa Big Hit Entertainment ingin memasukan platform V Live Naver ke Weverse segera.

Saat ini, orang dalam bisnis telah melaporkan bahwa beNX akan menjalin kemitraan bisnis dengan Universal Music Group.

Hal ini bermaksud untuk menjelajahi lebih jauh ke pasar Amerika.

Saat ini artis Universal Music Group termasuk Gracie Abrahams, Young Blood, dan New Hope Club sudah memiliki saluran di Weverse.

Mereka memiliki salurannya sendiri di Weverse untuk berkomunikasi dengan penggemar mereka.

Baru-baru ini Weverse Shop menghadapi investigasi dari pengadilan konsumen setelah dilaporkan bahwa konsumen melakukan pembelian terlibat kasus yang belum terselesaikan.

Pada April 2020, konsumen yang melakukan pembelian di Weverse Shop terlibat dalam kasus yang tidak terselesaikan dengan toko tersebut selama delapan bulan hingga sekarang.

Baca Juga: Bima Arya: Lonjakan Kasus Positif Covid-19 karena Lemahnya Sistem yang Kita Miliki

Baca Juga: Jokowi Ogah Jawab Surat Pendongkelan AHY, Pratikno: Karena Itu Perihal Internal Partai

Baca Juga: ShopeePay Terus Kembangkan Layanan Pembayaran Digital, Ini Fitur Favorit Selama 2020


Mereka telah membeli barang dari toko Weverse, tetapi menerima barang dengan goresan di lebih dari setengah poster yang dibeli.

Mereka telah meminta pertukaran atau pengembalian uang tetapi perwakilan penjualan telah memberitahu mereka bahwa itu tidak dianggap cacat.

Pelanggan kemudian menanyakan standar apa yang dapat dianggap sebagai barang cacat yang memenuhi syarat untuk dikembalikan atau ditukar, hanya untuk diberi tahu bahwa itu tidak dapat diungkapkan.

Karena kurangnya balasan dari perwakilan penjualan, pelanggan tersebut diduga telah berulang kali mengirim pesan yang sama kepada mereka.

Ia melakukannya berulang kali selama berbulan-bulan.

Saat ini, Weverse Shop menjual barang-barang yang berhubungan dengan BTS, TXT, dan GFRIEND dan banyak lagi.

Penyelidikan lebih lanjut oleh Pusat Konsumen Elektronik Seoul mengungkapkan bahwa ada banyak ketidak puasan terhadap toko Weverse.

Ketidakpuasan itu dari barang cacat hingga pembatalan pesanan dan keterlambatan pengiriman.

Banyak keluhan dari konsumen lainnya, dari semua alasan ketidakpuasan itu, barang cacat atau rusak tetap berada di tertinggi yaitu, 42,3%.

Baca Juga: Game MMORPG Terbaru, Gran Saga Akan Menjadi Lawan Berat Genshin Impact

Baca Juga: Jelang Imlek, Menteri Agama Minta Perayaan Secara Sederhana

Baca Juga: Kudeta Myanmar, Forum ASIA Prediksi Pelanggaran HAM akan Semakin Massif

Pembatalan pesanan mencapai 33,6%, pengiriman tertunda 13,8%, tidak dapat dihubungi pada 5,1%.

Selanjutnya, kesalahan informasi produk 2,2%, perubahan kontrak pesanan 1,5% dan kesalahan sistem atau ketidakpuasan 1,5%.

Kasus konsumen ini telah sampai ke pejabat kota karena mereka telah menunjukkan bahwa mereka akan menangani kasus tersebut sesuai prosedur hukum.

Menurut investigasi yang dilakukan oleh pengadilan konsumen, Weverse Shop tidak menampilkan dengan benar informasi produk paling dasar seperti negara produsen dan detail impor atau lokal.

Hal ini dikarenakan keduanya wajib ada menurut undang-undang.

Baca Juga: Bantu Krisis Myanmar, Indonesia Harus Jadi Aktor Utama di ASEAN

Toko tersebut juga gagal menunjukkan kewaspadaan untuk warna pakaian, tanggal pembuatan dan menyarankan pencucian dan penanganan.

Mereka juga tidak menyediakan hotline untuk manajer A/S.

Hal ini membuat pemerintah kota akan terus menyelidiki keterlambatan pengiriman, penolakan pengembalian uang dan selanjutnya.

Selain itu mereka juga akan mempertimbangkan tindakan hukum termasuk denda.

Menanggapi hal tersebut Big Hit Entertainment mengeluarkan permintaan maaf melalui outlet pers.

"Kami meminta maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan kepada konsumen. Setelah peluncuran Weverse Shope pada tahun 2019, kami terus berupaya untuk meningkatkan layanan kami kepada pelanggan," ujarnya.

Mereka mengatakan bahwa mereka bekerja sama secara aktif dengan investigasi dan laporan kota.***  

Editor: Aulia Salsabil Syahla

Sumber: K-Pop

Tags

Terkini

Terpopuler