Duh, Bogor Kembali ke Zona Oranye Covid-19, Wakil Walikota: Mudah-mudahan Tak Tergelincir ke Merah

- 9 Agustus 2020, 17:00 WIB
Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim di Kebun Wisata Ilmiah Tanaman Obat, Balitro, Jalan Tentara Pelajar, Rabu 15 Juli 2020.*
Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim di Kebun Wisata Ilmiah Tanaman Obat, Balitro, Jalan Tentara Pelajar, Rabu 15 Juli 2020.* /Iyud Walhadi

ISU BOGOR - Wakil Wali Kota Bogor Dedie A. Rachim mengaku khawatir dengan terus melonjaknya jumlah kasus tekonfirmasi positif Covid-19, membuat level status kewaspadaan Kota Bogor terhadap Covid-19 kembali ke zona merah atau titik paling rendah.

Padahal, kata Dedie yang juga sebagai Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Bogor, mengklaim sejak awal pandemi, khususnya saat diberlakukannya PSBB telah berhasil menekan angka kasus Covid-19, sehingga level kewaspadaan daerahnya masuk dalam zona kuning.

Menurutnya, saat ini Bogor dalam kewaspadaan tinggi. Salah satu penyebabnya adalah karena letak geografis wilayah yang beredekatan dengan DKI Jakarta sebagai episentrum penyebaran Covid-19 di Indonesia. Sehingga kasus terkonfirmasi positif baru jumlahnya terus bertambah.

Baca Juga: Dekat dengan Lesty Kejora Tapi Tak Mau Pacaran, Rizky Billar: Kita Temenan Dulu

"Bogor masih dalam kewaspadaan tinggi, mudah-mudahan tidak tergelincir ke merah (zona merah)," katanya dikutip IsuBogor.com dari PRFMnews.id saat On Air di Radio PRFM 107.5 News Channel, Sabtu 8 Agustus 2020.

Menurutnya, ketika diterapkanya PSBB transisi, pihaknya mengalami kendala terutama dengan meningkatnya kasus di klaster rumah tangga. Klaster rumah tangga ini sumber penularannya berasal dari luar.

"(Klaster rumah tangga) awalnya berasal dari imported cases (penularan dari luar), mereka yang kerja di DKI (Jakarta) dengan KTP Bogor, atau perjalanan dinas melalui moda transportasi, atau KTP Bogor tapi domisili di zona merah," tambahnya.

Baca Juga: Belum Miliki Galeri UMKM, Bupati Bogor Tetap Bangga Ada 7 Ekraf Berkualitas Tinggi dan Berkelas

Lebih lanjut dia berharap benteng terakhir pertahanan dari Covid-19 yaitu fasilitas kesehatan tidak menjadi klaster. Karena, jika fasilitas kesehatan jadi klaster, maka kondisinya sangat berbahaya.

Halaman:

Editor: Iyud Walhadi

Sumber: PRFM News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x