"Sebab, saya memang, secara historis, sejarah pribadi saya, (ingat) kakek dulu mengatakan, cucuku yang ini, sekolah agama, sudah di setting, belajar agama, sejak SD,"
"Saya (sekolah) Madrasah Ibdtidaiyah,Tsanawiyah, Aliyah, kuliah di Al-Azhar, S2 hadis di Maroko, S3 juga hadis di Sudan Sehingga saya hanya menjelaskan agama Islam. Jadi insyaallah saya tetap pada pendidikan dan dakwah saja," ungkapnya.
Terkait dengan yang dimaksud 'Juru Kampanye', UAS menjelaskan bahwa menjadi ustadz secara tidak langsung sudah menjadi juru kampanye.
Baca Juga: Tanggapi Penghinaan Nabi Muhammad di Prancis, UAS: Eropa Akan Jadi Islam
"Sesungguhnya pak karni ketika kita menjadi, ustadz kita sedang menempatkan diri sebagai 'juru kampanye'. Karena ketika kita berislam, Islam itu mencakup segala aspek, ada aspek ibadahnya,"
Artinya, lanjut UAS, ketika tampil di mimbar, ia merasa sedang mengajak untuk mengerjakan solat.
"Maka, marilah kita puasa marilah kita berzakat, berarti saya juru kampanye ibadah. Kemudian di dalam islam ada namamya fiqih muamalah, ekonomi. Maka ketika saya tampil sebagai ustadz sesungguhnya saya sebagai juru kampanye ekonomi Islam," jelasnya.
Bahkan, UAS mengungkapkan ada yang sering dilupakan dalam ajaran Islam itu ada yang namanya fiqih siyasah.
Baca Juga: UAS Tanggapi Prancis Hina Nabi Muhammad: Ini Kejahatan Terstruktur Pembusukan Umat Islam