Presiden AS Donald Trump Terus Mengulang Klaim Penipuan Pemilih yang Tak Terbukti

- 6 November 2020, 14:03 WIB
Donald Trump berpidato di Gedung Putih, Kamis 5 November 2020.
Donald Trump berpidato di Gedung Putih, Kamis 5 November 2020. /Twitter @donaldtrump

ISU BOGOR - Calon petahana Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terus mengulangi klaim yang tak terbukti soal kecurangan dan penipuan terhadap pemilih.

Trump menyebut kecurangan proses pemilihan semakin meluas dan merusak proses pemilihan presiden (Pilpres) AS.

Padahal masih terlalu dini untuk menyimpulkan telah terjadi kecurangan di Pilpres AS. Sebab, hingga saat ini penghitungan suara masih berlanjut di beberapa negara bagian utama.

Baca Juga: Nikmati Makan Kenyang dan Hemat dengan ShopeePay Deals Rp1

Baca Juga: Penghitungan Pilpres AS - Trump Klaim Kemenangan, Biden: Kami Menangkan Pemilu di Jalur Yang Tepat

Baca Juga: Presiden Prancis 'Trauma' dengan Aksi Pemenggalan, 4.800 Polisi Dikerahkan ke Perbatasan Spanyol

Dalam pidatonya di Gedung Putih pada Kamis malam, Trump tak hanya menuduh Joe Biden melakukan kecurangan, tapi mengkambinghitamkan lembaga survei dan partai Demokrat yang telah menipu.

Sebagaimana dilansir Aljazeera, klaim tersebut juag tidak terbukti dan selalu diulangi selama sepekan terakhir ini.

"Jika Anda menghitung suara sah, saya dengan mudah menang," kata Trump, menambahkan bahwa jika "suara ilegal" dihitung, "mereka dapat mencoba mencuri pemilu dari kami".

Baca Juga: Mirip di Indonesia, Trump Klaim Menang Pilrpes AS 2020 Versi Survei

Baca Juga: Jika Joe Biden Menangkan Pilpres AS, Ini yang Akan Dialami Indonesia di Bidang Ekonomi

Pemimpin Republik tidak memberikan bukti apapun untuk mendukung klaimnya. Ini adalah pertama kalinya dia berbicara kepada bangsa sejak malam pemilihan.

Orang-orang di seluruh AS terus menunggu pemenang yang diproyeksikan dalam kontestasi Pilpres yang sempat memecah belah antara kubu Trump dan Joe Biden.

Dilansir The Associated Press sejak kemarin suara elektoral Pilpres AS tak bergerak, Trump diproyeksikan meraup 214, sedangkan Joe Biden unggul dengan perolehan suara elektoral 264.

Baca Juga: Pilpres Trump vs Biden, Hacker Rusia Berhasil Membobol Data AS

Baca Juga: Klarifikasi Presiden Emmanuel Macron Terkait Karikatur Nabi: Saya Paham Kemarahan Umat Islam

Lantaran tak puas, Trump berencana mengajukan tuntutan hukum minggu ini terkait penghitungan suara yang ditangguhkan di beberapa negara bagian.

Negara bagian tersebut merupakan kunci untuk memenangkan Gedung Putih, sementara juga menandakan niatnya untuk menuntut penghitungan ulang di Wisconsin.

Tak hanya Trump, pendukungnya juga ramai menyuarakan penghitungan suara untuk dihentikan. Sementara pendukung Biden menuntut agar setiap suara dihitung.

Baca Juga: Ingat Snowden? Pembocor File Rahasia AS tahun 2013 Kini Diberi Hak Tinggal Permanen di Rusia

Baca Juga: Rocky Gerung Sebut Presiden Jokowi Tidak Paham Pancasila

Sebelumnya pada Kamis, Biden mengimbau masyarakat untuk tetap tenang saat tabulasi suara berlanjut. "Setiap surat suara harus dihitung," kata mantan wakil presiden dari Delaware.

"Ini adalah keinginan para pemilih - tidak seorang pun, tidak orang lain - yang memilih presiden Amerika Serikat," kata Biden.

Pakar hukum telah menolak tuduhan kampanye Trump bahwa penipuan pemilih yang meluas telah terjadi.

"Tidak ada alasan saya melihat di mana pun untuk percaya bahwa ada masalah di sini," kata Michael Gilbert, seorang profesor hukum di Universitas Virginia, kepada Al Jazeera pada hari Rabu.

Baca Juga: Awas, Benda Sebesar Lemari Es Bakal Jatuh ke Bumi saat Pemilu AS, Ahli: Bukan Ini yang Membunuh 2020

Baca Juga: Presiden Austria Sebut Serangan Teroris Membuat Situasi Tak Menentu: Kami Akan Pertahankan Demokrasi

“Hanya penghitungan suara yang membutuhkan waktu, dan mereka menghitung suara. Saya tidak melihat bukti penipuan. Saya tidak melihat ada bukti apa pun dari pemilu yang dicuri. "

Legislator Republik juga pada hari Kamis menyuarakan kritik atas komentar Trump yang tidak terbukti.

“Jika Anda memiliki kekhawatiran [yang sah] tentang penipuan, tunjukkan BUKTI dan bawa ke pengadilan. BERHENTI Menyebarkan informasi yang salah yang dibantah… Ini semakin gila,” cuit Adam Kinzinger, politis Partai Republik.

“Tidak ada pembelaan atas komentar Presiden malam ini yang merusak proses Demokrat kita,” Gubernur Maryland Larry Hogan dari Partai Republik juga menulis di Twitter. "Amerika sedang menghitung suara, dan kami harus menghormati hasilnya seperti yang selalu kami lakukan sebelumnya."***

Editor: Iyud Walhadi

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x