Presiden Prancis 'Trauma' dengan Aksi Pemenggalan, 4.800 Polisi Dikerahkan ke Perbatasan Spanyol

- 6 November 2020, 13:16 WIB
Presiden Prancis, Emmanuel Macron: FAKTA ikut mengecam perkataan Macron dan menyebutkan hal tersebut bisa membuat hubungan islam dan barat jadi terganggu./Instagram.com/@enmarcheavecmacron
Presiden Prancis, Emmanuel Macron: FAKTA ikut mengecam perkataan Macron dan menyebutkan hal tersebut bisa membuat hubungan islam dan barat jadi terganggu./Instagram.com/@enmarcheavecmacron /

ISU BOGOR - Presiden Prancis Emmanuel Macron merasa trauma dan tak mau kecolongan lagi dengan insiden pemenggalan sejumlah warganya oleh para imigran.

Maka dari itu, Presiden Macron langsung menyerukan pengawasan ketat di sejumlah perbatasan negara.

Bahkan di perbatasan Prancis dan Spanyol. Macron yang mendatangi perbatasan itu, mengaku dalam menerapkan pengawasan ketat di ini sebanyak 4.800 polisi dikerahkan.

Bahkan secara tegas Presiden Macron menyerukan agar pengawasan di sejumlah perbatasan Uni Eropa (UE) juga untuk lebih diperketat lagi paska serangan terakhir di Nice.

Baca Juga: Nikmati Makan Kenyang dan Hemat dengan ShopeePay Deals Rp1

Baca Juga: Klarifikasi Presiden Emmanuel Macron Terkait Karikatur Nabi: Saya Paham Kemarahan Umat Islam

Sebagaiman dilansir Reuters, penyerangnya teridentifikasi adalah seorang imigran berkebangsaan Tunisia yang datang ke Prancis lewat perbatasan negara Italia.

"Kontrol ketat juga perbatasan di zona Schengen Uni Eropa menyusul serangan baru-baru ini di Prancis dan Austria," Macron saat berkunjung ke perbatasan Prancis-Spanyol, Kamis 5 November 2020.

Macron mengaku hanya pemerintahnya lah yang melakukan pengawasan ketat di perbatasan prancis dengan melibatkan 4.800 personil itu.

Baca Juga: Uni Emirat Arab Bela Sikap Presiden Prancis Emmanuel Macron yang 'Anti' Islam

Kontrol yang meningkat akan menargetkan imigrasi ilegal di tengah "ancaman terorisme yang meningkat", katanya.

"Saya mendukung pendirian kembali Schengen secara mendalam untuk memikirkan kembali organisasinya dan memperkuat keamanan perbatasan bersama kita," tambah Macron.

Prancis telah dilanda serangkaian serangan dalam beberapa tahun terakhir.

Baca Juga: Antisipasi Sweeping Produk Prancis, Polisi-TNI Jaga Mal dan Pertokoan

Seorang pria Tunisia yang memegang pisau, yang tiba di Prancis dari Italia, membunuh tiga orang di sebuah gereja di Nice pada 30 Oktober.

Tak hanya polisi, dalam menanggulangi terorisme akhir-akhir ini Macron juga telah mengerahkan ribuan tentara.

Mereka diminta melindungi situs-situs penting seperti tempat ibadah dan sekolah, dan peringatan keamanan Prancis berada pada level tertinggi.***

Editor: Iyud Walhadi

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x