Network
ISU BOGOR - Otoritas Urusan Tahanan Palestina menggambarkan keadaan mengerikan yang dihadapi oleh 320 tahanan Palestina di penjara Gilboa Israel sebagai 'neraka mematikan'. Pernyataan ini datang sebagai sorotan atas kebijakan penjara yang semakin rasis dan penindasan yang meningkat sejak 7 Oktober.
Menurut pernyataan yang dikeluarkan, tahanan-tahanan ini mengalami penyiksaan, pemukulan, dan perlakuan yang tidak manusiawi di penjara. Puluhan di antara mereka telah dieksekusi, sementara yang lain menghadapi kondisi kehidupan yang mengerikan.
Salah satu tahanan yang berhasil diidentifikasi dengan inisial R.Y., seorang Palestina dari provinsi Tulkarm yang dijatuhi hukuman seumur hidup, memberikan kesaksiannya yang mengerikan.
Baca Juga: Genosida di Gaza Berlanjut, Menlu Iran: Bencana Terburuk Abad Ini
"Penjara diserbu dengan cara provokatif, kami diikat dan dianiaya dengan brutal. Kami kehilangan hak-hak dasar kami, termasuk hak untuk mencukur, gunting kuku, atau bahkan obat-obatan yang dibutuhkan," ujarnya sebagaimana dikutip dari Kantor Berita Palestina WAFA News Agency, Kamis, 14 Maret 2024.
Kondisi kesehatan tahanan yang sakit dan tua diabaikan sepenuhnya, dengan akses yang sangat terbatas bahkan ke perawatan medis dasar. Para tahanan dilaporkan tidak memiliki pakaian atau selimut, sementara sanksi dan denda dikenakan dengan sewenang-wenang.
Otoritas Palestina menyoroti ketidakadilan dalam perlakuan terhadap tahanan Palestina oleh pemerintah Israel, dan menyerukan untuk pemecahan keheningan internasional dalam menghadapi pelanggaran hak asasi manusia yang sistematis.
Baca Juga: Penjajah Israel Terus Tingkatkan Serangan di Jalur Gaza
Kehidupan di penjara Gilboa telah menjadi sumber kekhawatiran internasional, dengan organisasi hak asasi manusia menyuarakan keprihatinan mereka atas perlakuan yang tidak manusiawi terhadap tahanan Palestina. Pemangku kepentingan internasional diimbau untuk bertindak dan memastikan bahwa hak asasi manusia semua tahanan dihormati dan dilindungi.***
