Terus Gempur Gaza, PM Israel Serukan Badan Pengungsi Palestina PBB Ditutup

- 1 Februari 2024, 13:59 WIB
PM Israel, Benyamin Netanyahu.
PM Israel, Benyamin Netanyahu. /Reuters/Ammar Awad/
ISU BOGOR - Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu, mengeluarkan seruan kontroversial pada hari Rabu dengan mendesak penutupan Badan Pengungsi Palestina PBB (UNRWA) dalam upaya untuk mengatasi konflik di Gaza. Seruan ini disampaikan saat pasukan Israel terus melakukan serangan udara di Gaza, sementara diplomat-diplomat berusaha mencapai gencatan senjata dan pembebasan sandera.

Israel menuduh sejumlah staf UNRWA terlibat dalam serangan oleh Hamas pada 7 Oktober yang memicu konflik di Israel selatan. Para donor, termasuk Amerika Serikat, telah menghentikan pendanaan dan menunggu hasil penyelidikan. Namun, lembaga bantuan mengingatkan bahwa mengakhiri operasi UNRWA dapat menghancurkan upaya kemanusiaan di Gaza yang sudah hancur.

"Penting bagi masyarakat internasional dan PBB untuk memahami bahwa misi UNRWA harus diakhiri," kata Netanyahu kepada delegasi PBB, menekankan perlunya penggantian UNRWA oleh lembaga bantuan lain "jika kita ingin menyelesaikan masalah Gaza sebagaimana yang diinginkan."

Baca Juga: Perang di Gaza: Jumlah Jurnalis Tewas Akibat Agresi Israel Tembus 122 Orang

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, menggambarkan UNRWA sebagai "tulang punggung respons kemanusiaan di Gaza" dan mendesak negara-negara untuk "menjamin kelangsungan upaya penyelamatan nyawa UNRWA."

Di tengah seruan penutupan UNRWA, Gaza mengalami peningkatan serangan udara oleh Israel, termasuk pemboman di Kota Gaza dan Khan Younis. Meskipun terdapat inisiatif perdamaian yang muncul, konflik Israel-Hamas tetap tinggi, menyebabkan ketegangan di Timur Tengah.

Proposal gencatan senjata, yang sedang dipertimbangkan oleh Hamas, melibatkan pembebasan seluruh sandera yang ditahan sejak 7 Oktober. Israel mengklaim ada sekitar 136 sandera. Hamas menuntut agar serangan Israel dihentikan.

Baca Juga: Brigade Al-Qassam Sukses Hancurkan 2 Tank Merkava Israel di Gaza

Dalam situasi yang semakin rumit, Houthi di Yaman mengumumkan akan terus menyerang kapal perang AS dan Inggris di Laut Merah sebagai bentuk solidaritas terhadap Palestina, meningkatkan ketegangan di kawasan tersebut.

Sementara itu, perwakilan AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield, mendesak Hamas untuk menerima proposal gencatan senjata. Dia menekankan bahwa hal itu dapat membuka pintu bagi pasokan makanan, air, dan obat-obatan penting untuk masuk ke Gaza.

Dengan terus berlanjutnya pertempuran dan krisis kemanusiaan yang merajalela, masyarakat internasional menanti perkembangan lebih lanjut dalam upaya mencapai gencatan senjata yang dapat membawa kedamaian ke wilayah tersebut.***

Editor: Iyud Walhadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x