Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh Kunjungi Mesir, Bahas Gencatan Senjata Baru

- 20 Desember 2023, 20:34 WIB
Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh.*/ Reuters/ Aziz Taher
Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh.*/ Reuters/ Aziz Taher /
 

ISU BOGOR - Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh melakukan kunjungan pertamanya ke Mesir selama lebih dari sebulan pada Rabu, 20 Desember 2023. Kedatangannya dikabarkan untuk membahas gencatan senjata baru.

Ismail Haniyeh, yang biasanya tinggal di Qatar, biasanya melakukan intervensi dalam diplomasi secara terbuka jika ada kemajuan. Bahkan, dia terakhir kali melakukan perjalanan ke Mesir pada awal November 2023.

Itu dilakukan sebelum pengumuman terkat perjanjian gencatan senjata dalam perang di Gaza dengan jeda selama seminggu, di mana lebih dari 100 sandera warga Israel dibebaskan.
 

Sebuah sumber yang mengetahui mengenai perundingan di Mesir itu mengatakan para utusan sedang mendiskusikan sandera mana yang masih ditahan oleh militan di Gaza dan dapat dibebaskan berdasarkan perjanjian gencatan senjata baru. Kemudian tahanan mana saja yang mungkin akan dibebaskan Israel sebagai imbalannya.

"Israel bersikeras agar semua perempuan dan laki-laki lemah yang tersisa di antara para sandera dibebaskan," kata sumber itu enggan menyebutkan namanya sebagaimana dilansir Reuters, Rabu, 20 Desember 2023.

Lebih lanjut, ia menjelaskan warga Palestina yang dihukum karena pelanggaran serius bisa masuk dalam daftar tahanan yang akan dibebaskan.
 

Sumber tersebut menggambarkan negosiasi tersebut berlangsung intensif dan mengatakan bahwa terobosan dapat dicapai dalam beberapa hari.

Seorang pejabat Palestina mengatakan Haniyeh ingin mendengarkan para pejabat Mesir untuk kemungkinan pendekatan baru. Selain itu, Haniyeh juga mencatat bahwa posisi resmi Hamas adalah menolak gencatan senjata sementara yang baru dan menuntut penghentian pertempuran secara permanen.

“Sikap Hamas tetap mereka tidak memiliki keinginan untuk jeda kemanusiaan. Hamas ingin mengakhiri perang Israel di Gaza,” kata pejabat Palestina itu.
 

“Haniyeh dan Hamas selalu menghargai upaya Mesir. Dia berada di Kairo hari ini untuk mendengarkan apakah Israel telah membuat proposal baru atau apakah Kairo juga memilikinya. Masih terlalu dini untuk membicarakan ekspektasi tersebut.”

Seorang pejabat senior Israel mengulangi posisi pemerintah bahwa perang hanya bisa berakhir dengan pembebasan semua sandera dan penghancuran Hamas: "Seperti yang dikatakan perdana menteri, perang akan berakhir dengan kemenangan total."

Negosiasi ini terjadi ketika Israel menghadapi tekanan yang semakin besar dari sekutu-sekutu internasionalnya untuk mengekang kampanye di Gaza yang telah merusak sebagian besar wilayah pesisir tersebut sebagai pembalasan atas pembunuhan besar-besaran oleh Hamas pada 7 Oktober.

Washington, sekutu terdekat Israel, secara terbuka menyerukan selama seminggu terakhir agar Israel mengurangi perang habis-habisan menjadi kampanye yang lebih bertarget melawan para pemimpin Hamas dan mengakhiri apa yang disebut Presiden AS Joe Biden sebagai “pengeboman tanpa pandang bulu”.***

Editor: Iyud Walhadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x