Network
Direktur RS Al-Shifa mengatakan jumlah pasien yang meninggal semakin banyak jika situasi bencana ini terus berlanjut.
Juru bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Palestina di Gaza, Ashraf Al-Qudra, mengatakan serangan kedua pada hari Minggu menyebabkan kerusakan signifikan pada unit perawatan intensif.
"Unit kardiologi rumah sakit rusak parah di pagi hari akibat serangan," jelasnya dikutip dari Palestine Chronicle, Senin, 13 November 2023.
Baca Juga: Biaya Perang Penjajah Israel di Palestina Rp4 Triliun Per Hari, Rezim Zionis Terancam Bangkrut?
Bahkan di unit perawatan anak, tiga bayi dilaporkan meninggal pada Minggu pagi, 12 November 2023, sehingga jumlah bayi yang meninggal dalam waktu kurang dari 48 jam menjadi lima akibat terhentinya layanan medis di Al-Shifa.
"Setidaknya 37 bayi prematur berisiko berada di NICU," ungkapnya.
"Ada juga risiko bahwa pasien dialisis dapat meninggal karena ketidakmampuan untuk mengobati mereka dan akumulasi racun dalam darah mereka," sambungnya.
Baca Juga: Menkes Palestina: Israel Sedang Melakukan Kekejaman di Rumah Sakit Gaza
Direktur Jenderal Rumah Sakit di Jalur Gaza, Muhammad Zaqout memperingatkan bahwa situasi bencana di Kompleks Medis Al-Shifa mengancam nyawa sekitar 650 pasien dan terluka, termasuk 36 anak-anak.
Rumah sakit masih dikepung oleh tank-tank yang mengelilinginya dari segala arah.
