Network
ISU BOGOR - Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dituding telah mengeluarkan instruksi kepada para pejabatnya untuk memulai upaya membantu Palestina dalam konfliknya dengan militer Israel saat ini.
Tudingan tersebut disampaikan badan intelijen Korea Selatan yang menyebut pemimpin Pyongyang telah mengarahkan para pejabatnya untuk memberikan “bantuan komprehensif” kepada Palestina dalam kampanye militer mereka melawan rezim Yahudi.
Namun, badan intelijen Korea Selatan itu belum merinci jenis atau bentuk “bantuan” yang akan diberikan Korea Utara kepada Palestina, meski kemungkinan besar akan melibatkan senjata dan informasi intelijen.
Namun demikian, kemungkinan besar hal ini akan melibatkan dukungan senjata untuk kelompok bersenjata Palestina, terutama Hamas.
Pemerintah Korea Utara menyalahkan Israel atas pertumpahan darah di Gaza, menghubungkan bentrokan militer antara Israel dan Hamas.
Dikutip dari Defence Security Asia, disebutkan bahwa militer Israel menuduh bahwa beberapa senjata yang digunakan dalam kampanye melawan pasukan Palestina diproduksi di Iran atau Korea Utara.
Pejabat militer Israel mengklaim bahwa sekitar 20% senjata yang digunakan pejuang Palestina diproduksi oleh Iran dan Korea Utara.
“Saya yakin sekitar lima hingga sepuluh persen senjata di sini [dibuat di Iran], sementara 10% berasal dari Korea Utara, dan sisanya diproduksi di Jalur Gaza. Hal yang paling mengejutkan adalah banyaknya senjata yang diselundupkan ke Israel,” kata seorang pejabat militer Israel yang tidak disebutkan namanya.
Ada dugaan bahwa kelompok-kelompok Palestina tertentu menggunakan peluncur roket anti-tank yang dipasok oleh Korea Utara dalam perang mereka melawan Israel.
Pejuang Palestina yang berbasis di Gaza dikatakan telah menggunakan peluncur roket F-7 untuk menargetkan kendaraan lapis baja Israel.
Peluncur roket ini dapat meluncurkan hulu ledak dan dapat diisi ulang dengan cepat, sehingga cocok untuk perang gerilya melawan musuh menggunakan kendaraan lapis baja di medan perang.
Senjata yang digunakan oleh pasukan Palestina, seperti yang diidentifikasi oleh militer Israel di lapangan, dilaporkan berasal dari Pyongyang, menurut beberapa pejabat Korea Selatan dan pakar persenjataan Korea Utara.
Mereka mengklaim bahwa selama serangan besar-besaran pada tanggal 7 Oktober, H4m4 juga menggunakan senapan Tipe 58 dari Korea Utara, yang merupakan varian dari senapan Kalashnikov.
Korea Utara dituduh menjual senjata secara ilegal untuk mendanai program senjata nuklirnya.
Peluncur roket F-7 dan berbagai jenis senapan disebut-sebut telah dijual ke Iran sebelum dikirim ke Palestina.
Namun, Korea Utara secara terbuka menyangkal bahwa mereka mempersenjatai kelompok-kelompok Palestina dan menyebut tuduhan tersebut sebagai “rumor tidak berdasar dan palsu” yang disebarkan oleh Amerika Serikat.
Kelompok-kelompok ini diyakini sangat bergantung pada jaringan penyelundupan yang luas untuk membawa senjata ke Jalur Gaza, selain memproduksi senjata mereka sendiri, termasuk roket yang sering ditembakkan ke kota-kota Israel.***
