Ingat, Kemenkes Sebut Tarif Paling Mahal Rapid Test Mandiri Rp150 Ribu

- 7 Juli 2020, 19:04 WIB
Surat edaran Kemenkes terkait tarif tinggi Rapid test
Surat edaran Kemenkes terkait tarif tinggi Rapid test /

 

BOGOR ISU – Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan surat edaran tertang tarif tertinggi pemeriksaan tes cepat atau rapid test Covid-19 mandiri yakni Rp150.000. Batas tertinggi itu untuk menyeragamkan harga rapid tes yang di daerah yang berbeda-beda.

Surat edaran itu dikeluarkan Kementerian Kesehatan Senin 6 Juli 2020. Dalam surat nomor HK.02.02/I/2875/2020 yang ditandatangani Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Bambang Wibowo menjelaskan bahwa batasan tarif tertinggi untuk pemeriksaan rapid test antibodi adalah Rp 150.000 (Rp 150ribu).

Besaran tarif tertinggi ini sebagaimana yang dimaksud berlaku untuk masyarakat yang melakukan pemeriksaan rapid test atas permintaan sendiri.

Baca Juga: Hasil Rapid Tesnya Negatif, Abah Surya Pengundang Rhoma Irama Sindir Bupati Bogor 

Pemeriksaan rapid test dilaksanakan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi dan berasal dari fasilitas pelayanan kesehatan.

“Agar fasilitas pelayanan kesehatan atau pihak yang memberikan pelayanan pemeriksaan rapid test dapat mengikuti tarif tertinggi yang telah ditetapkan,” tulis surat edaran tersebut.

Adapun tujuan dari surat edaran tersebut untuk memberikan kepastian bagi masyarakat dan pemberi layanan pemeriksaan rapid test agar tarif yang ada dapat memberikan jaminan bagi masyarakat. Agar mudah untuk mendapatkan pelayanan pemeriksaan rapid test.

Baca Juga: CEK FAKTA : Cara Disuntik, Tenaga Medis di Jawa Timur Sengaja Tularkan Covid-19 

Untuk itu surat edaran agar diikuti mulai dari kepada daerah, kepala dinas kota/kabupaten, rumah sakit, labotarium, hingga klinik.

“Sehubungan dengan hal tersebut, kepada pihak terkait agar menginstruksikan fasilitas pelayanan kesehatan dalam memberikan pelayanan Rapid test antibodi agar mengikuti batas maksimal batas tarif tertinggi Rp150.000 atas permintaan sendiri,” bunyi surat.

Salah satu penggiat media sosial, Rudi valinka dalam cuitannya di Twitter menuliskan, tidak setuju dilakukan Rapid test dan semestinya Indonesia melakukan Swab test atau polymerase chain reaction (PCR) test.

Walau gue sangat tidak setuju dengan Rapid Test di Indonesia karena hasilnya kagak jelas banget. Tapi info ini harus disampaikan bahwa kemenkes menetapkan Harga Rapid Test di batasi Maksimal Rp. 150.000 disemua faskes,” cuitnya.

Cuitan Rudi melalui akun @kurawa sudah 200 kali diretuit akun, disukai 200 akun, dan dikometari 23 akun sejak diposting pukul 17.00.***

Editor: Chris Dale


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x