Lavrov Sebut Sanksi anti-Rusia Tak Mungkin Dicabut: AS Tidak Secara Terbuka

- 30 Mei 2022, 22:07 WIB
Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergey Lavrov mengatakan bahwa sanksi anti-Rusia yang dilakukan Barat akan tetap ada dan yang terbaru telah disiapkan sejak lama dan tidak mungkin dicabut.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergey Lavrov mengatakan bahwa sanksi anti-Rusia yang dilakukan Barat akan tetap ada dan yang terbaru telah disiapkan sejak lama dan tidak mungkin dicabut. /Kemenlu Rusia via Sputnik
ISU BOGOR - Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergey Lavrov mengatakan bahwa sanksi Barat terbaru terhadap Rusia telah disiapkan sejak lama dan tidak mungkin dicabut.

"Kecepatan mereka diperkenalkan dan volumenya menunjukkan bahwa mereka tidak dibuat dalam semalam, mereka sedang dipersiapkan untuk waktu yang cukup lama. Sanksi ini tidak mungkin dicabut," kata Lavrov dalam sebuah wawancara dengan penyiar Prancis TF1.

"Setidaknya, AS, tidak secara terbuka tetapi selama kontak dengan sekutunya, mengatakan bahwa ketika semua ini [krisis di Ukraina] berakhir, sanksi akan tetap ada," tambah Lavrov dikutip dari Sputnik News, Senin 30 Mei 2022.

Baca Juga: Media Inggris: Putin Terima Pukulan Besar saat Pasukan Ukraina Musnahkan Pangkalan Rusia

Lavrov mencatat bahwa setelah pengungkapan ini, jelas bahwa prioritas utama Barat bukanlah membela rezim Ukraina, yang ia gambarkan sebagai "alat tawar-menawar" belaka, tetapi tentang membatasi perkembangan Rusia.

Menurut diplomat itu, AS menganggap Rusia hambatan untuk tujuannya mendirikan dunia unipolar – sebuah visi “yang diproklamirkan Washington dengan persetujuan Eropa yang tunduk.”

Menurutnya, Barat juga acuh tak acuh terhadap fakta bahwa Ukraina secara terbuka menolak untuk mematuhi resolusi Dewan Keamanan PBB yang mendesak implementasi Minsk Accords yang ditandatangani oleh Prancis dan Jerman.

Baca Juga: Detik-detik Pasukan Terjun Payung Ukraina Meledakkan Tank Rusia

Pada saat yang sama, Lavrov mencatat bahwa membebaskan Donbass tetap menjadi prioritas utama.

Rusia meluncurkan operasi militer bulan lalu dengan tujuan untuk mengakhiri kejahatan perang yang dilakukan oleh pasukan Ukraina terhadap warga sipil selama serangan delapan tahun terhadap Donbass.

Presiden Vladimir Putin mengatakan bahwa selama delapan tahun, orang-orang di Donbass telah menjadi sasaran apa yang disebutnya "genosida" oleh rezim Kiev.***

Editor: Iyud Walhadi

Sumber: Sputnik News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x