ISU BOGOR - Polisi Filipina mengklaim situasi keseluruhan negaranya saat menjelang pemilihan umum presiden (Pilpres) 9 Mei 2022 relatif damai dan aman.
Padahal, sebagaimana dilansir Reuters belum lama ini beberapa insiden penembakan dan pelanggaran terkait pemilihan di Filipina cukup merepotkan petugas keamanan.
Sekadar diketahui, rakyat Filipina akan memberikan suara pada hari Senin untuk memilih pengganti Presiden Rodrigo Duterte, seorang wakil presiden, 12 senator, ratusan anggota kongres, dan ribuan gubernur, walikota dan anggota dewan provinsi dan kota.
Pemilihan presiden dibentuk sebagai pertandingan ulang antara Ferdinand "Bongbong" Marcos Jr, putra mendiang diktator negara itu, dan Wakil Presiden petahana Leni Robredo, pengacara hak asasi manusia yang mengalahkannya dengan tipis dalam kontes wakil presiden 2016.
Tiga bulan kampanye yang memecah belah berakhir pada hari Sabtu, dengan Marcos dan Robredo membuat upaya terakhir untuk mempengaruhi pemilih yang ragu-ragu dengan pesan patriotik dan optimis.
"Satu hari sebelum pelaksanaan pemilihan yang sebenarnya, kami mempertimbangkan persiapan kami dan situasinya relatif damai," kata Juru Bicara Kepolisian Nasional Filipina Jean Fajardo dalam jumpa pers.
Polisi telah mencatat 16 pelanggaran terkait pemilu sejak musim kampanye dimulai, termasuk dua kasus insiden penembakan antara pendukung kandidat lokal yang bersaing di provinsi Nueva Ecija dan Ilocos Sur, katanya.