Putin Tak Akan Paksa Rakyatnya Berperang Lawan Ukraina: Tentara Wajib Militer Tak Harus Berpartisipasi

- 8 Maret 2022, 05:29 WIB
Putin Jamin Warga Rusia Tidak Akan Dipaksa Perang di Ukraina: Tentara Wajib Militer Tak Berpartisipasi
Putin Jamin Warga Rusia Tidak Akan Dipaksa Perang di Ukraina: Tentara Wajib Militer Tak Berpartisipasi /Reuters
 

ISU BOGOR - Presiden Vladimir Putin jamin warga Rusia, khususnya tentara wajib militer tidak akan dipaksa beperang. Dalam operasi militer di Ukraina, cukup tentara profesional saja yang dilibatkan.

"Saya menekankan bahwa tentara wajib militer tidak berpartisipasi dalam permusuhan," kata Putin dalam pesan yang disampaikan melalui televisi dalam menyambut Hari Perempuan Internasional, Selasa 8 Maret 2022.

Lebih lanjut, Putin berulangkali menegaskan kepada warga Rusia tidak perlu khawatir terkait invasinya ke Ukraina, pihaknya tak akan mengerahkan masyarakat sipil.
 

"(Masyarakat sipl) tentara wajib militer tidak akan berpartisipasi di dalamnya. Dan tidak akan ada tambahan pasukan cadangan juga," kata Putin.

Sekadar diketahui, sejak awal invasi Rusia, pada 24 Februari 2022, Putin menempatkan 150.000 personil tentara, lengkap dengan alat utama sistem persenjataannya di perbatasan Ukraina.

Itu diketahui juga oleh AS sebelum Putin mengerahkan ratusan ribu personil ke perbatasan Ukraina hingga akhirnya perang negara tetangga itu meletus.
 

Sementara itu, Rusia mulai hari ini Selasa 8 Maret 2022 mulai memperkenalkan koridor kemanusiaan. Hal itu dilaporkan media Rusia bahwa Moskow akan memperkenalkan koridor tersesebut di beberapa kota Ukraina mulai pukul 7 pagi GMT pada hari Selasa.

Bahkan, kantor Berita Ukraina Interfax juga turut melaporkannya yang mengutip sumber militer negaranya.

Enam koridor kemanusiaan pada hari Senin 7 Maret 2022 sebetulnya telah dibuka, namun pejabat Ukraina mengklaim telah terjadi penembakan berlanjut di kota-kota termasuk Kiev dan Mariupol.
 

Ukraina menuduh Rusia hanya menawarkan warga sipil di beberapa bagian Ukraina saja yang berkesempatan untuk melarikan diri ke Belarus atau Rusia.

Pejabat Ukraina menyebut hal tersebut sebagai sesuatu yang dianggap tindakan yang tidak bermoral. Terlepas dari itu, setidaknya 2.000 orang dapat melarikan diri dari kota utara Irpin, di pinggiran Kiev.

Kabar terbaru Ukraina dikabarkan berhasil merebut kembali kota Chuhuiv dan bandara regional Mykolayiv. Meski demikian dalam upaya perebutan kota yang sempat diduduki Rusia itu, menewaskan Wali Kota Chuhuiv.
 

Dilansir dari Ukrinform, Selasa 8 Maret 2022, Wali Kota Chuhuiv, Hostomel tewas ditembak mati oleh pasukan Rusia dalam pertempuran sengit yang terjadi.***
 

Editor: Iyud Walhadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x