"Kedutaan kami telah berada di bawah serangan siber yang belum pernah terjadi sebelumnya yang menargetkan ponsel, yang dilakukan oleh teroris siber dari Ukraina," kata Maria Zakhrova.
Baca Juga: Perundingan Rusia Ukraina Soal Gencatan Senjata Deadlock, Putaran Kedua Digelar 2 Maret 2022
Maria Zakhrova sebagiamana dikutip dari Kantor Berita Rusia TASS, menambahkan masalah ini telah berlangsung selama bertahun-tahun.
"Kami mencoba menunjukkannya melalui saluran khusus dan mengangkat masalah ini di platform internasional.
"Ancaman ini tidak mulai datang seminggu yang lalu, itu sudah berlangsung selama bertahun-tahun," kata Maria Zakhrova.
Menurut Maria Zakharova, operasi kedutaan "sebenarnya telah diblokir," yang menyebabkan kerusakan pada warga sipil yang "membutuhkan bantuan dan konsultasi."
"Mereka tidak bisa mendapatkannya karena layanan komunikasi terputus karena serangan yang melibatkan bot dan terkadang peretas," tegas Zakharova.
Amerika Serikat, Inggris, dan Uni Eropa perlu memahami bahwa dengan melancarkan serangan siber semacam ini, mereka memberikan pukulan bagi warganya sendiri yang mencari bantuan dari kedutaan Rusia terkait dengan perjalanan transit, penerbitan dokumen, dan masalah lainnya, Diplomat Rusia menambahkan.
Baca Juga: Dampak Perang Rusia Ukraina, Posisi Daniil Medvedev Sebagai Petenis Nomor 1 Dunia Terancam