Ambil contoh HIV: HIV diyakini berasal dari AS ketika pertama kali diidentifikasi pada 1980-an. Sejak itu, para ilmuwan dan petugas kesehatan menjadi semakin sadar akan HIV dan secara resmi mengakui AIDS sebagai penyakit menular baru yang menyerang manusia.
Namun, penelitian selanjutnya menemukan sampel darah dengan HIV yang diambil pada tahun 1959 dari seorang pria yang tinggal di Kinshasa di Republik Demokratik Kongo, yang kemudian dikonfirmasi sebagai kasus HIV pertama yang diverifikasi di Afrika.
Ini menunjukkan bahwa tempat di mana penyakit menular baru pertama kali dilaporkan mungkin bukan tempat asli penyakit itu.
Artikel tersebut juga mencatat bahwa untuk menemukan nenek moyang SARS-CoV-2 pada hewan, sejumlah CoV terkait SARS (sarbecoviruses) dari seluruh dunia telah diselidiki, termasuk yang berasal dari Cina selatan, Kamboja, Jepang, Thailand, Bulgaria dan Kenya.
Semua sarbecovirus ini ditemukan dari kelelawar dari genus Rhinolophus, menjadikan kelelawar Rhinolophus sebagai inang reservoir potensial dari SARS-CoV-2.
Untuk menentukan inang perantara SARS-CoV-2 yang potensial, sejumlah spesies mamalia juga telah diselidiki, termasuk hewan peliharaan (kuda, babi, dan sapi), hewan pendamping (kucing dan anjing) dan hewan liar (kelelawar, trenggiling, cerpelai, rubah, dan musang).
Penelitian menunjukkan di antara kemungkinan inang perantara virus, trenggiling dan cerpelai telah menarik lebih banyak perhatian daripada yang lain.
Mempertimbangkan inang reservoir dan inang perantara potensial, lokasi asal-usul SARS-CoV-2 dapat berada di daerah di mana distribusi kelelawar Rhinolophus tumpang tindih dengan trenggiling, cerpelai, atau inang perantara potensial lainnya, kata makalah itu.
Oleh karena itu, makalah ini menyimpulkan bahwa data ini menunjukkan beberapa lokasi di seluruh dunia di mana SARS-CoV-2 dapat ditularkan dari reservoir alaminya ke inang perantara, bahkan sebelum mempertimbangkan inang potensial dan inang perantara lainnya, yang didistribusikan di seluruh dunia.