Rusia Pastikan Bergabung Dalam Latihan Bersama di China, Ahli: Bukti Saling Percaya Awasi Asia Tengah

- 29 Juli 2021, 19:50 WIB
 Presiden China, Xi Jinping dan Presiden Rusia, Vladimir Putin
Presiden China, Xi Jinping dan Presiden Rusia, Vladimir Putin /Reuters/Evgenia Novozhenina/

ISU BOGOR - Para ahli menilai kepastian Rusia akan bergabung dalam latihan bersama di China akan menunjukan bukti saling percaya, terkait pengawasan keamanan dan stabilitas di Asia Tengah.

Kabar Rusia akan bergabung dengan militer China di China Barat Laut itu diberitakan media pemerintah Global Times yang menyebut latihan itu akan mengkat tema bersama-sama menjaga keamanan dan stabilitas regional pada bulan Agustus.

Ini akan menjadi latihan gabungan pertama yang diadakan di China sejak wabah COVID-19 pada tahun 2020.

Baca Juga: Ketahuan, Kapal Angkatan Perang Inggris Melewati Semenanjung Krimea Rusia, Putin Ancam Luncurkan Serangan

Dengan latihan gabungan tentara Rusia dan China ini menunjukkan tingkat saling percaya yang tinggi antara kedua militer seraya mengamati keamanan dan stabilitas di Asia Tengah ketika AS secara tidak bertanggung jawab menarik pasukan dari Afghanistan.

"Latihan Zapad/Interaction-2021 akan diadakan di Pangkalan Pelatihan Taktis Gabungan Qingtongxia di Daerah Otonomi Ningxia Hui Barat Laut China mulai awal hingga pertengahan Agustus dengan tema bersama menjaga keamanan dan stabilitas regional," kata Juru Bicara Kementerian Pertahanan Nasional China Kolonel Senior Wu Qian yang diumumkan pada konferensi pers reguler pada hari Kamis.

Pengamat menyebutkan ini adalah pertama kalinya China menjadi tuan rumah latihan gabungan dengan negara lain sejak wabah COVID-19 pada 2020, dan pertama kali nama Zapad/Interaksi akan digunakan untuk latihan.

Baca Juga: Studi Baru: China Klaim Suntikan Ketiga Vaksin Sinovac COVID-19 Tawarkan Peningkatan Antibodi

Kedua belah pihak akan mendirikan markas bersama, karena Komando Teater Barat Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) dan Distrik Militer Timur Rusia akan mengirimkan lebih dari 10.000 personel lengkap dengan berbagai jenis pesawat, artileri dan peralatan lapis baja dalam latihan untuk menguji pengintaian bersama, peringatan dini, serangan informasi elektronik dan kemampuan menyerang, kata Wu.

Halaman:

Editor: Iyud Walhadi

Sumber: Global Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x