AS Tarik Pasukan dari Afganistan, Joe Biden Anggap Presiden Ghani Mampu Tahan Taliban

- 3 Juli 2021, 19:43 WIB
Presiden Afghanistan Ashraf Ghani./ Twitter.com
Presiden Afghanistan Ashraf Ghani./ Twitter.com /


ISU BOGOR - Pasukan Amerika ditarik keluar dari pangkalan militer utama mereka di Afghanistan pada hari Jumat, 2 Juli 2021 meninggalkan World Trade Center yang menjadi pangkalan mereka 20 tahun melawan gerilyawan.

Keberangkatan pasukan AS dari Pangkalan Udara Bagram mengakhiri secara efektif perang terpanjang dalam sejarah negaranya.

Itu terjadi bahkan ketika pemberontakan Taliban meningkatkan ofensifnya di seluruh negeri Afganistan setelah pembicaraan damai tersendat.

 

Baca Juga: Ngenes, Pemerintah Tigray Pilih Gencatan Senjata, Diejek Lawannya Sebagai Lelucon

 

Pihak Pentagon mengatakan penyerahan Pangkalan Bagram ke pasukan keamanan Afghanistan adalah 'tonggak penting' dalam penarikan itu.

Tetapi militer AS dikatakan masih memiliki wewenang untuk melindungi pasukan Afghanistan.

"Otoritas itu masih ada," kata juru bicara Pentagon John Kirby kepada wartawan. Dia tidak memberikan garis waktu kapan mereka akan berakhir.

Presiden Joe Biden menganggap keberangkatan pasukan adalah hal yang tepat, tetapi beberapa pasukan Amerika masih akan berada di Afghanistan hingga September 2021 sebagai bagian dari 'penarikan rasional dengan sekutu.'

 

Baca Juga: Viral di Medsos Video Kebakaran Laut di Meksiko, Ternyata Ini Penyebabnya

 

Dia menjawab pertanyaan berulang dari wartawan tentang pemilihan waktu penarikan pasukan pada hari Jumat kurang direspon baik, menjelang akhir pekan liburan Hari Kemerdekaan AS 4 Juli.

"Saya ingin berbicara tentang hal-hal bahagia, kawan," kata Biden. "Ini liburan akhir pekan. Aku akan merayakannya. Ada banyak hal hebat yang terjadi," ujarnya.

Biden mengatakan dia berpikir pemerintah Presiden Afghanistan Ashraf Ghani, yang dengannya dia mengadakan pembicaraan di Gedung Putih pekan lalu, memiliki kapasitas untuk 'menahan' kemajuan Taliban baru-baru ini.

Namun dia mengatakan pemerintah Ghani harus berurusan dengan "masalah internal", sebuah referensi yang jelas untuk pertikaian di antara faksi-faksi yang bersaing.


Bagram, satu jam perjalanan ke utara Kabul, adalah tempat militer AS mengoordinasikan perang udara dan dukungan logistiknya untuk seluruh misi Afghanistan. Taliban berterima kasih kepada mereka karena telah pergi.

 

Baca Juga: Tahukah Kamu, Memutar Lagu KPop di Korea Utara bisa Kena Hukuman 15 Tahun Penjara, Ini Alasannya

 

"Kami menganggap penarikan ini sebagai langkah positif. Warga Afghanistan bisa lebih dekat dengan stabilitas dan perdamaian dengan penarikan penuh pasukan asing," kata juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid.

Orang Afghanistan lainnya lebih berhati-hati. "Amerika harus meninggalkan Afghanistan dan harus ada perdamaian di negara ini," kata penduduk Kabul Javed Arman.

"Kami berada dalam situasi yang sulit. Kebanyakan orang telah meninggalkan distrik mereka dan beberapa distrik telah jatuh. Tujuh distrik di provinsi Paktia telah jatuh dan sekarang berada di bawah kendali Taliba," tambah Javed.

Lebih dari 3.500 tentara internasional tewas di Afghanistan. Seorang diplomat Barat di Kabul mengatakan Washington dan sekutu NATO-nya telah "memenangkan banyak pertempuran, tetapi kalah dalam perang Afghanistan."

 

Baca Juga: Media Asing Sorot PPKM Darurat yang Berlaku Hari Ini Sebagai Lockdown untuk Mencegah Lonjakan Varian Delta


Situs Hitam

Di sinilah juga CIA menjalankan pusat penahanan "situs hitam" di mana tersangka terorisme menjadi sasaran pelecehan yang kemudian diakui oleh Presiden Barack Obama sebagai penyiksaan.

Pangkalan itu kemudian berkembang menjadi kota berbenteng yang luas untuk kekuatan militer internasional yang besar, dengan restoran cepat saji, pusat kebugaran, dan kafe yang menyajikan sesuatu yang disebut "ibu dari semua kopi."


Seorang pejabat Afghanistan mengatakan pangkalan itu akan secara resmi diserahkan pada sebuah upacara pada hari Sabtu.

Para pejabat AS mengatakan kepada Reuters bahwa sebagian besar tentara telah meninggalkan Afghanistan, lebih cepat dari jadwal yang ditetapkan oleh Biden, yang telah berjanji mereka akan pulang pada 11 September, peringatan 20 tahun serangan yang membawa mereka ke Afghanistan.

Jenderal Austin Miller, saat ini komandan tertinggi AS di Afghanistan, akan meninggalkan negara itu dalam beberapa hari mendatang, menyerahkan kepada Jenderal Kenneth McKenzie, yang mengepalai Komando Pusat AS, kata Pentagon.

Baca Juga: Portugal Berlakukan Jam Malam untuk Mencegah Penyebaran Covid-19 Varian Delta Usai Tersingkir Piala Eropa 2020


Konsukuensi

Washington setuju untuk menarik diri dalam kesepakatan yang dinegosiasikan tahun lalu di bawah pendahulu Biden, Donald Trump.

Biden menolak saran dari para jenderal untuk bertahan sampai kesepakatan politik dapat dicapai antara pemberontak dan pemerintah Ghani yang didukung AS.

Biden mengatakan kepada Ghani di Washington pekan lalu bahwa Afghanistan harus memutuskan masa depan mereka sendiri. Ghani mengatakan tugasnya sekarang adalah "mengelola konsekuensi" dari penarikan AS.

Sebagai imbalan atas kepergian AS, Taliban berjanji untuk tidak mengizinkan teroris internasional beroperasi dari tanah Afghanistan.

Mereka berkomitmen untuk bernegosiasi dengan pemerintah Afghanistan, tetapi pembicaraan di ibu kota Qatar, Doha, hanya menghasilkan sedikit kemajuan.

Kedutaan Besar AS di Afghanistan minggu ini mengatakan Washington berkomitmen kuat untuk membantu Afghanistan dan akan memberikan bantuan keamanan sebesar $3 miliar pada tahun 2022.

 

Baca Juga: Setelah 20 Tahun Menggempur Afganistan, AS Resmi Tarik Pasukannya

 

Taliban menolak untuk mengumumkan gencatan senjata. Tentara Afghanistan telah menyerah atau meninggalkan pos mereka. Kelompok-kelompok milisi yang berperang melawan Taliban sebelum Amerika tiba, mengangkat senjata lagi.

Tiga pejabat yang mengetahui diskusi tersebut mengatakan Amerika Serikat telah meminta tiga negara Asia Tengah Kazakhstan, Tajikistan dan Uzbekistan untuk menyediakan rumah sementara bagi sekitar 10.000 warga Afghanistan yang bekerja dengan pasukan AS atau sekutu.

Beberapa negara Eropa juga memberikan perlindungan kepada ratusan karyawan Afghanistan dan keluarga mereka karena mereka menghadapi ancaman langsung dari Taliban.

Sejak pengumuman Biden bahwa dia akan terus maju dengan rencana penarikan Trump, pemberontak telah maju ke seluruh Afghanistan, terutama di utara, di mana selama bertahun-tahun setelah penggulingan mereka.***

Editor: Chris Dale


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x