Negara ini lebih terputus dari dunia luar daripada sebelumnya setelah menutup perbatasannya tahun lalu sebagai tanggapan terhadap pandemi.
Pasokan vital dan perdagangan dari negara tetangga Tiongkok hampir terhenti. Meski sebagian pasokan sudah mulai terpenuhi, impor masih terbatas.
Baca Juga: Thailand Mulai Tuntut Implementasi 5 Konsensus ASEAN Terhadap Kekacauan Kudeta Militer Myanmar
Isolasi yang dipaksakan sendiri ini telah memperburuk ekonomi yang sudah gagal di mana uang disalurkan ke dalam ambisi nuklir rezim. Awal tahun ini, Kim sendiri mengakui bahwa rakyatnya menghadapi "situasi terburuk yang harus diatasi".
Daily NK adalah media yang pertama mendapatkan salinan undang-undang tersebut.
“Dinyatakan jika seorang pekerja tertangkap, kepala pabrik dapat dihukum, dan jika seorang anak bermasalah, orang tua juga dapat dihukum. Sistem pemantauan bersama yang didorong oleh rezim Korea Utara secara agresif tercermin dalam undang-undang ini,” ujar Pemimpin Redaksi Lee Sang Yong kepada BBC.
Lee mengatakan UU ini dimaksudkan untuk "menghancurkan" setiap mimpi atau daya tarik yang mungkin dimiliki generasi muda tentang Korea Selatan.
"Dengan kata lain, rezim menyimpulkan bahwa rasa perlawanan bisa terbentuk jika budaya dari negara lain diperkenalkan," katanya.
Kepada BBC, Choi Jong-hoon, salah satu dari sedikit pembelot yang berhasil keluar dari negara itu pada tahun lalu, mengatakan bahwa "semakin sulit waktunya, semakin keras peraturan, undang-undang, hukumannya".