ISU BOGOR - Thailand mulai menuntut implementasi 5 konsensus ASEAN terhadap kekacauan akibat kekerasan yang terjadi selama 4 bulan atas demonstrasi antikudeta militer Myanmar terhadap Aung San Suu Kyi.
Juru bicara kementerian luar negeri Thailand Tanee Sangrat dalam sebuah pernyataan, Minggu, 6 Juni 2021, mengungkapkan negaranya terus memerhatikan perkembangan situasi keamanan Myanmar.
“Kami telah mengikuti perkembangan di Myanmar dengan penuh perhatian, terutama insiden kekerasan di banyak bagian negara itu,” katanya, dikutip IsuBogor.com dari Reuters.
Baca Juga: Pawai Bendera Israel yang Berpotensi Memicu Ketegangan dengan Palestina Bakal Digelar di Yerusalem
Baca Juga: Film The Conjuring 3: The Devil Made Me Do It Kuasai Box Office
Menurut Tanee, Thailand prihatin dengan kekerasan di banyak bagian Myanmar dan ingin melihat implementasi langkah-langkah yang disepakati oleh para pemimpin Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dengan junta militer Myanmar.
Dalam 5 poin konsensus yang dihasikan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) pada Sabtu, 24 April 2021, 10 negara ASEAN termasuk Myanmar, diharapkan segera mengakhiri kekacauan sejak kudeta militer pada Senin, 1 Februari 2021.
Pertama, kekerasan harus segera dihentikan di Myanmar dan semua pihak harus menahan diri sepenuhnya.