Basarnas Hentikan Sementara Pencarian Puing Pesawat Sriwijaya Air dan Korban Karena Cuaca Buruk

- 18 Januari 2021, 19:21 WIB
Kapal pencari pesawat Sriwijaya Air SJ 182 disemprot cairan disinfektan oleh PMI Kepulauan Seribu
Kapal pencari pesawat Sriwijaya Air SJ 182 disemprot cairan disinfektan oleh PMI Kepulauan Seribu /Dok. Kominfotik Kepulauan Seribu

ISU BOGOR - Basarnas menghentikan sementara pencarian puing pesawat Sriwijaya Air SJ 182 karena cuaca buruk.

Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan atau Basarnas menghentikan pencarian dan penyelaman untuk mencari puing dan korban kecelakaan Sriwijaya Air SJ 182.

Menurut Direktur Operasi Basarnas Brigjen TNI Rasman MS, di Dermaga JICT 2 Jakarta, Senin siang kecepatan angin sampai 26 knot.

Baca Juga: Positif Corona di Kota Bogor Pecah Rekor Lagi: 90 Kasus Dalam Sehari

Baca Juga: RS Lapangan Kota Bogor Diresmikan, Ridwan Kamil: Mudah-mudahan 2021 Tahun Pulih Pandemi

Baca Juga: RS Lapangan Kota Bogor Diresmikan, Bima Arya: Saya Harus Katakan Covid-19 Sudah Sangat Darurat


"Begitu siang sudah tidak memungkinkan karena kecepatan angin sampai 26 knot itu berbahaya untuk rekan-rekan kita, apabila memaksakan untuk menyelam," ujarnya.

Dengan demikian, penyelaman untuk kegiatan tersebut hanya dapat terlaksana pada pagi hari ketika cuaca masih cerah berawan.

Rasman mengatakan jika penyelaman dilakukan, konsekuensinya temuan tidak akan begitu banyak sebab temuan di lokasi pencarian yang dipersempit akan menjadi sangat berkurang.

Meski demikian, pencarian menggunakan sarana yang ada dari sektor laut dan udara tetap berlanjut.

Pada pencarian hari kesepuluh mulai Senin pagi hingga siang, didapati dua kantong jenazah dan puing pesawat Sriwijaya Air.

Temuan itu masing-masing dari KRI Rigel dan kapal Bakamla RI.

Mengenai kronologi hilang kontak dan jatuhnya pesawat Sriwijaya Air di perairan Kepulauan Seribu itu, Budi Karya menjelaskan bahwa pesawat tersebut take off dari Bandara Soekarno Hatta pada pukul 14.36 WIB.

Baca Juga: Dorong Penyintas Covid-19 Donor Darah, Ma'ruf Amin: Terapi Plasma Konvalesen Bisa Untuk Obat Pasien

Baca Juga: Jokowi: Banjir Kalsel Disebabkan Curah Hujan yang Sangat Tinggi

Baca Juga: Ada Ilmu Hitam di Kejuaraan Sepakbola Afrika 2021?


Pukul 14.37 WIB, pesawat berada di 1.900 kaki di wilayah Jakarta.

"SJ-182 8735 PK CLC Soetta-Pontianak take off pada pukul 14.36 WIB. Pukul 14.37 WIB masih 1.900 feet Jakarta corach. Diizinkan naik ketinggian 29.000 kaki dengan mengikuti standar instrumen departure," ujarnya.

Kemudian pada pukul 14.40 WIB, Budi menyebut bahwa Jakarta corach melihat pesawat Sriwijaya Air terdapat ke arah 075 derajat melainkan ke barat laut.

"Oleh karenanya ditanya oleh ATC melaporkan untuk melaporkan arah pesawat," jelasnya.

Tidak lama setelah itu, dalam hitungan detik, Pesawat SJ-182 hilang dari radar dan manajer operasi langsung berkoordinasi dengan Basarnas dan instansi terkait.

"Pada pukul 17.30 WIB bapak presiden memberikan arahan untuk memaksimalkan pencaharian," tuturnya.

Selain itu, Ikatan Pilot Indonesia (IPI) menyatakan duka citanya atas kecelakaan pesawat dan berharap adanya kemungkinan yang terbaik untuk awak pesawat dan penumpang Sriwijaya Air SJ 182.

Berdasarkan informasi diperoleh pesawat tersebut dikemudikan oleh pilot Captain Afwan, Co Pilot Diego. M, Cabin Crew: Dhika, Okky, Bisma, Mia.T,Gita L.

Halaman:

Editor: Aulia Salsabil Syahla


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x