Putin Didesak Akhiri Perang Ukraina, Politisi Rusia: Kami Menuntut Segera Tarik Pasukan

29 Mei 2022, 13:54 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin mendapat tekanan dari politisi Rusia untuk mengakhiri perang berdarahnya di Ukraina. /SPUTNIK/via REUTERS
ISU BOGOR - Presiden Rusia Vladimir Putin mendapat tekanan dari politisi Rusia untuk mengakhiri perang berdarahnya di Ukraina.

Leonid Vasyukevich, seorang anggota parlemen komunis dari Khabarovsky Krai di timur jauh Siberia mendesak Putin untuk mengakhiri konflik di Ukraina.

"Selama operasi militer, orang-orang menjadi cacat. Ini adalah orang-orang muda yang bisa sangat berguna bagi negara kita.

"Kami menuntut penarikan segera pasukan Rusia," kata dia.
 
Baca Juga: Putin Sebut Sanksi Pengaruhi Semua Orang: Negara Maju Belum Pernah Mengalami Inflasi Setinggi Ini

Seruannya didukung oleh anggota parlemen lainnya. Leonid Vasyukevich memperingatkan jika negara tidak menghentikan operasi militer maka akan ada lebih banyak anak yatim di negaranya.

Pernyataan itu datang menyusul kecaman mengejutkan dari perang oleh Boris Bondarev, seorang diplomat karir yang ditempatkan di misi Rusia untuk PBB di Jenewa, pada hari Rabu.

Melalui sebuah surat di mana dia menulis pihaknya malu dengan negaranya dan menyebut invasi itu sebagai bencana. Dia merupakan diplomat Rusia tingkat tertinggi yang mengecam serangan Moskow.
 
Baca Juga: Putin Blokade Laut Hitam, Kemenhan Inggris: Jutaan Orang Hadapi Kelaparan

Direktur Studi Keamanan Internasional di Royal United Services Institute, Dr Neil Melvin mengatakan rencanaperang Vladimir Putin di Ukraina sudah kehilangan momentumnya.

Sekadar diketahui, rencana perang Rusia telah mengejutkan banyak ahli sejak invasi ke Ukraina dimulai pada bulan Februari.

Banyak yang takut bahwa orang-orang Moskow dapat menyapu seluruh negeri dalam hitungan hari, merebut ibu kota Kyiv dan menegaskan pengaruh Rusia atas Ukraina.
 
Baca Juga: Pakar Militer Rusia Ungkap Target Tentara Putin dalam Upaya Mengamankan Kemenangan Ukraina

Tetapi pertahanan Ukraina berarti bahwa Rusia hanya menguasai satu kota – Kherson – dan telah dipaksa untuk mengalihkan fokusnya ke timur setelah gagal merebut ibu kota.

Sementara Rusia telah mengintensifkan kekerasan di timur, bahwa invasi Rusia kehilangan momentum.***

 

Editor: Iyud Walhadi

Sumber: Express

Tags

Terkini

Terpopuler