WHO Kembali Meminta Tindakan Segera Sebelum COVID-19 Varian Delta Bermutasi Menjadi Virus yang Lebih Berbahaya

31 Juli 2021, 17:41 WIB
Ilustrasi WHO Kembali Meminta Tindakan Segera Sebelum COVID-19 Varian Delta Bermutasi Menjadi Virus yang Lebih Mematikan /Padrinan/PIXABAY

ISU BOGOR - Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mendesak sejujmlah negara segera mengambil tindakan segera untuk menghentikan penyebaran COVID-19 varian Delta sebelum varian yang lebih berbahaya muncul.

COVID-19 varian Delta pertama kali terdeteksi di India dan kini telah menyebar ke 132 negara.

"Varian Delta adalah peringatan. Ini adalah peringatan bahwa virus berkembang tetapi juga merupakan ajakan untuk bertindak bahwa kita perlu bergerak sekarang sebelum varian yang lebih berbahaya muncul," kata Direktur Kedaruratan WHO Michael Ryan dalam konferensi pers baru-baru ini.

Baca Juga: Didesak WHO, China Takut Diserang Dunia Maya, Bersikeras Tidak Akan Buka Data Laboratorium Corona

WHO menyebut China sekarang dalam siaga tinggi karena COVID-19varian Delta yang lebih menular telah menyebar melalui lima provinsi di negara itu.

Menurutnya COVID-19 varian Delta yang menyebar ke seluruh China telah mengkhawatirkan para ahli epidemiologi karena reservoir manusia yang besar memungkinkan lebih banyak peluang virus untuk berkembang.

"Dikhawatirkan varian Delta bisa berkembang menjadi strain yang lebih mematikan," ungkapnya.

Baca Juga: China Tuduh WHO Politisisai Asal Virus Corona, Penyelidikan Ditolak

Sementara itu Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Gebreyesus mengatakan pihaknya telah memperingatkan bahwa virus COVID-19 telah berubah sejak pertama kali dilaporkan, dan terus berubah.

"Sejauh ini, empat varian kekhawatiran telah muncul, dan akan lebih banyak lagi selama virus terus menyebar," katanya.

Seorang ahli epidemiologi di WHO, Docter Van Kerkhove, menggemakan pernyataan direktur jenderal, dengan mengatakan perubahan atau mutasi adalah kepentingan virus untuk berevolusi.

Baca Juga: Sudah Satu Bulan BOR Kota Bogor Masih di Atas Standar WHO, 72 Persen

"Virus tidak hidup, mereka tidak punya otak untuk memikirkan hal ini, tetapi mereka menjadi lebih bugar jika semakin banyak beredar, sehingga virus kemungkinan akan menjadi lebih mudah menular karena inilah yang dilakukan virus, mereka berevolusi dan berubah seiring waktu. "

Untuk menambah jumlah ketakutan global atas varian Delta adalah berita bahwa di Massachusetts Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) AS telah menemukan sejumlah besar dari mereka yang terinfeksi dengan jenis baru telah divaksinasi ganda.

Ketika CDC melakukan pengujian pada orang-orang ini, mereka menemukan bahwa orang yang divaksinasi lengkap membawa virus dalam hidung mereka sebanyak orang yang tidak divaksinasi.

Baca Juga: Sudah Satu Bulan BOR Kota Bogor Masih di Atas Standar WHO, 72 Persen

Sebuah dokumen internal CDC yang bocor menyatakan dengan muram bahwa "perang telah berubah" sebagai akibat dari varian Delta.

Dokter penyakit menular di Universitas New York Celine Gounder berbicara kepada AFP soal COVID-19 mengatakan sebagai orang yang sudah divaksin jika memiliki salah satu dari infeksi terobosan ini maka akan memiliki gejala ringan.

"Anda mungkin tidak memiliki gejala, tetapi berdasarkan pada apa yang kami lihat di sini, Anda bisa menularkan ke orang lain," ungkapnya.

Baca Juga: Setengah Juta Netizen China Tandatangani Petisi Desak WHO Selidiki Laboratorium Fort Detrick AS

Studi medis di Kanada, Skotlandia dan Singapura menunjukkan bahwa varian Delta juga dapat memberikan infeksi yang lebih parah, yang mengakibatkan lebih banyak rawat inap.

Sementara itu, pihak berwenang China khawatir dengan penyebaran varian Delta di provinsi Fujian, terutama di kota besar Chongqing, rumah bagi hampir 9 juta orang.

Setelah varian Delta terdeteksi di kota Nanjing, Beijing menempatkan satu juta orang di bawah penguncian dan mulai memulai kembali kampanye pengujian massal.

WHO terus memperingatkan peningkatan rata-rata 80 persen infeksi di China karena varian Delta.***

 

Editor: Iyud Walhadi

Sumber: Express

Tags

Terkini

Terpopuler