Saran Dialog Empat Mata Jokowi dengan HRS Ditolak, Cak Nun Sebut Syarat Perang Ahzab

20 Desember 2020, 10:45 WIB
Cak Nun dalam acara Mocopat Syafaat Desember 2020.*/ /Tangkapan layar YouTube CakNun.com

ISU BOGOR - Budayawan Emha Ainun Najib atau biasa disapa Cak Nun menanggapi sikap Istana Kepresidenan yang menolak sarannya untuk berdialog dengan Habib Rizieq Shihab (HRS). Dengan demikian, kata Cak Nun syarat untuk perang Ahzab sudah terpenuhi.

Hal tersebut diungkapkan, Cak Nun sebagaimana diunggah dalam kanal YouTube CakNun.com dengan judul Petruk Papat Lima Sableng | Mocopat Syafaat Desember 2020.

"Kalau manusia mau menghancurkan diri monggo, kita akan masuk ke Armageddon, kita akan masuk ke perang ahzab, Harb Al ahzab, perang akhir zaman," kata Cak Nun pada 17 Desember 2020.

Baca Juga: Sindiran Pedas Cak Nun untuk yang Berkuasa di Jakarta: Jangan Ludahi Wajah Manusia

Sehingga kemarin, kata Cak Nun, ketika menyarankan untuk dialog itu karena tanda-tanda untuk perang itu sudah ada.

"Sebab jangan disangka itu hanya sekedar masalah hukum to, hukum sebagai akibat dari masalah politik, masalah politik yang menjadi akibat dari masalah ideologi, ideologi menjadi akibat dari yang paling mendasar yaitu aqidah, agama dan seterusnya," katanya.

Terus sarannya ditolak karena berkaitan dengan gengsi, dengan ketokohan, dengan macam-macam.

 

Baca Juga: Situasi Memuncak! Cak Nun Serukan Wirid Ini 9 Kali Sehabis Solat, Biar Tentram dan Aman

"Sehingga sebenarnya sudah memenuhi syarat untuk perang ahzab atau Armageddon kalau bahasa latinnya," papar Cak Nun.

Usul dialog itu sebagai pengingat, karena semua manusia tidak akan selamat.

"Makanya saya sudah menyarankan dialog Jokowi dengan Habib Rizieq, tapikan ditolak karena, sopo koe, dialog karo aku, wong koe melanggar hukum kok, wong koe dzalim kok,"

"Nah Rasulullah didalam perjanjian ketika peperangan, hudaibiyah, rasulullah, tidak pernah berpikir, sopo koe ngajak ngomong-ngomong karo aku. Rasulullah itu nabi yang luar biasa, kekasih Allah nomor satu," katanya.

Baca Juga: Kritik Keras Pemerintah dan Habib Rizieq, Cak Nun: Kita Tunggu Perang Pandawayudha

Terkait dengan itu, lanjut Cak Nun, Rasulullah meski orang nomor satu tapi tetap mau berdialog dengan orang kafir.

"Nah itu tidak kita pakai sekarang ini, gengsi-gengsian. Karena manusia sudah berpisah satu sama lain, dan sudah tidak saling percaya satu sama lain,
maka Allah ngasih covid-19 untuk menegaskan,"

"Saya sangat percaya bahwa tetap yang berkuasa itu tuhan, yang berkuasa itu Allah," tegasnya.

Diberitakan sebelumnya, Cak Nun mendorong dialog empat mata antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab setelah terjadi bentrok polisi dan Laskar FPI yang menewaskan enam orang.

Baca Juga: Redam Konflik, Cak Nun Ingatkan Pesan Mendalam Ini untuk Jokowi dan Habib Rizieq

"Sambil menunggu presiden mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya enam rakyatnya, sekarang saatnya terjadi dialog empat mata antara Jokowi dengan Habib Riziq. Di-'wali'-i misalnya oleh Pak Jusuf Kalla dan Gus Mus (KH Mustofa Bisri)," dikutip dari caknun.com, Selasa 8 Desember 2020.

Cak Nun menyebut setelah dialog Jokowi dengan Rizieq bisa disusul dialog-dialog berikutnya antar berbagai kelompok dan stakeholders bangsa ini.

Namun saran itu ditolak pihak istana. Tenaga Ahli Kantor Staf Kepresidenan Donny Gahral Adiansyah menyatakan tak perlu dialog.

Baca Juga: Beredar Video Cak Nun Blak-blakan Bela Habib Rizieq yang Dikaitkan dengan Penari Striptease

"Tidak (tidak perlu dialog empat mata Jokowi dengan Rizieq). Tidak ada masalah apapun dengan MRS (Muhammad Rizieq Shihab) kecuali masalah hukum," kata Donny.

Donny mengatakan masalah yang terjadi saat ini bukan masalah politik, melainkan masalah hukum. Menurutnya, masalah yang saat ini bergulir adalah urusan Rizieq dengan penegak hukum.

"Ini bukan masalah politik, ini masalah hukum, urusan MRS adalah dengan penegak hukum," ujarnya.***

 

Editor: Iyud Walhadi

Sumber: YouTube CakNun.com

Tags

Terkini

Terpopuler