Sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW Terkandung dalam Surah Al-Fil Ayat 1-5 di Alquran

- 29 Oktober 2020, 13:30 WIB
Ilustrasi Maulid Nabi Muhammad SAW.
Ilustrasi Maulid Nabi Muhammad SAW. /Pixabay/Chiplanay

 

ISU BOGOR - Umat Islam di seluruh dunia pasti mengetahui sejarah tentang kelahiran Nabi Muhammad SAW. Nabi Muhammad dilahirkan pada 12 Rabiul Awal yang jatuh pada hari Senin di tahun Gajah.

Mengenai sejarah kelahiran Nabi besar Muhammad SAW tercantum dalam surah yang diturunkan oleh Allah SWT di Surah al-Fil yang merupakan surah ke 105 didalam Alquran.

 Al-Fil sendiri memiliki arti yaitu Gajah. Surah ini mengisahkan bagaimana Allah SWT menghancurkan pasukan gajah yang akan menyerbu Kota Mekah di bawah kepemimpinan Abrahah.

Baca Juga: Ini Pidato Lengkap Presiden Prancis Emmanuel Macron yang Anti Islam?

Baca Juga: UAS Tanggapi Prancis Hina Nabi Muhammad: Ini Kejahatan Terstruktur Pembusukan Umat Islam

Baca Juga: Kumpulan Sholawat Paling Mustajab dan Keutamaannya Jika Dibaca saat Maulid Nabi Muhammad

Namun sebelum mereka mendekati Kota Mekah, Allah terlebih dahulu menghancurkan pasukan tersebut dengan memerintahkan burung Ababil yang membawa batu panas dari neraka.

Hal ini dikarenakan Abrahah menginginkan jika bangsa Arab berpindah kiblat yang sebelumnya ke Kabah menjadi ke Katedral di San'a dan menjadikan Katedral sebagai pusat ritual keagamaan menggantikan Kabah.

Rasa iri dengki yang menyelimuti Abrahah membuat awal penyerangan ini, bangat bangsa Arab yang beramai-ramai pergi ke Mekah untuk melaksanakan rukun islam kelima, berhaji.

Baca Juga: Cara Baru Bayar QRIS, Unggah QRIS ke ShopeePay dari Galeri Ponsel

Allah SWT menurunkan pesannya dalam surah al-Fil tentang besarnya kekuasaan Allah SWT kepada orang-orang yang memiliki niat menghancurkan rumah-Nya, dan mengingatkan kepada umat Islam agar tidak takabur terhadap kekuasaan, kekayaan, dan jabatan yang dimiliki. 

Berikut surat Al Fiil (105), arab, latin, dan artinya dalam bahasa Indonesia. 

أَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِأَصْحَٰبِ ٱلْفِيلِ

(1) a lam tara kaifa fa'ala rabbuka bi`aṣ-ḥābil-fīl

Artinya: Apakah kamu (Muhammad) tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap pasukan gajah?

أَلَمْ يَجْعَلْ كَيْدَهُمْ فِى تَضْلِيلٍ

(2) a lam yaj'al kaidahum fī taḍlīl

Artinya: Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Kabah) itu sia-sia?

وَأَرْسَلَ عَلَيْهِمْ طَيْرًا أَبَابِيلَ

(3) wa arsala 'alaihim ṭairan abābīl

Artinya:  Dan Dia mengirimkan kepada mereka burung Ababil yang berbondong-bondong,

تَرْمِيهِم بِحِجَارَةٍ مِّن سِجِّيلٍ

(4) tarmīhim biḥijāratim min sijjīl

Artinya: yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar

فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ مَّأْكُولٍ

(5) fa ja'alahum ka'aṣfim ma`kụl

Artinya:  lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat).

Sebelum kelahiran nabi, Abdul Muthalib kakek dari Nabi Muhammad menikahkan Abdullah anaknya dengan Aminah binti Wahab.

Baca Juga: Hindari Terjebak Macet di Jalan, Berikut Jalur Alternatif ke Puncak dari Kota Bogor

Ketika hendak terjadi penyerangan ke Kabah, Abdullah meninggalkan Mekah dan Aminah yang sedang mengandung untuk urusan perdagangannya ke Palestina yang memakan waktu sangat lama.

Namun ketika perjalanan pulang menuju Mekah Abdullah jatuh sakit dan menginap di rumah keluarga neneknya di Yastrib.

Abdul Muthalib mengutus putra sulungnya untuk menjemput Abdullah di Yastrib untuk membawanya pulang ke Mekah saat kondisi telah membaik. Akan tetapi Abdullah telah meninggal dunia dan jasadnya telah dikuburkan.

Berita ini membuat duka mendalam pada diri Aminah, terlebih usia pernikahan mereka masih sangat muda, akan tetapi ia menguatkan hati demi buah cintanya dengan Abdullah.

Baca Juga: Turki Kian Meradang karena Presidennya Dilecehkan Media Prancis Penghina Nabi Muhammad 

Aminah melahirkan seorang anak laki-laki, Abdul Muthalib gembira mendengar kabar tersebut dan membawa bayi itu ke Kabah, lalu memberikan nama Muhammad yang jarang sekali digunakan oleh bangsa Arab saat itu.

Selain itu Abdul Muthalib juga merupakan saksi bagaimana Allah SWT melindungi Kabah dari pasukan Abrahah yang ingin menyerang Mekah. 

Ia berharap jika Muhammad dapat menjadi orang terpuji bagi Tuhannya di langit dan bumi.

Baca Juga: Terus Bela Media Penghina Nabi Muhammad, Presiden Emmanuel Macron Sebut Islam Agama Krisis di Dunia

Dan hal itu benar adanya, Muhammad diberi wahyu oleh Allah SWT untuk menjadi Rasul yang menyerukan kebenaran kepada umatnya.

Nabi Muhammad SAW merupakan Rasul yang sangat menyayangi umatnya, bahkan di akhir hayatnya Nabi Muhammad SAW masih mengingat umat-umatnya.

Maka dari itu, setiap 12 Rabiul Awal umat Islam diseluruh dunia serentak merayakan hari kelahiran Nabi dengan melafalkan pujian-pujian atau shalawat kepadanya sebagai bentuk rasa cinta kepada Nabi Allah SWT.***

Editor: Iyud Walhadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x