Dalam sebuah studi baru, para ilmuwan telah menemukan lebih dari dua pertiga pasien terus mengembangkan disautonomia setelah Covid yang lama.
Disautonomia adalah istilah umum untuk beberapa kondisi yang berinteraksi dengan sistem saraf otonom (ANS).
Baca Juga: Studi Baru: Aktivitas Ini Ternyata Paling Berisiko Tertular Corona, Yuk Segera Batasi
NHS menggambarkan sistem sebagai bagian dari tubuh yang "mengontrol tindakan tidak disengaja seperti detak jantung, suhu tubuh, pencernaan, keringat, dan pelebaran dan penyempitan pembuluh darah Anda".
"Gangguan otonom dapat terjadi sendiri, atau dapat disebabkan oleh kondisi lain yang mendasarinya, seperti penyakit Parkinson, alkoholisme, atau diabetes," tambah NHS.
Menurut hasil studi yang dilakukan oleh Stanford University COVID-19 adalah kandidat kuat untuk ditambahkan ke daftar ini.
Baca Juga: Studi Baru: 28 Ribu Ton Sampah COVID-19 Sekarang Berputar-putar di Lautan
Selama penelitian, 67 persen pasien Covid terus mengembangkan disautonomia.
Profesor Lauren Stiles dari Universitas Stanford mengatakan ini sama dengan jutaan pasien di seluruh dunia.
Dr Mitchell Miglis dari Universitas Stanford mengatakan tentang penelitian ini: “Mengidentifikasi disautonomia lama penting karena sistem saraf otonom memainkan peran penting dalam mengatur fungsi kekebalan, peradangan, jalur koagulasi, kelelahan, intoleransi olahraga, kognisi, dan faktor lain yang tampaknya mempengaruhi berperan dalam Covid.”