5 Fakta Blood Moon, Bulan Merah Darah yang Memesona Mata

15 Juni 2021, 21:57 WIB
Ilustrasi gerhana bulan. /Pixabay/LOBS Arts

ISU BOGOR - Blood moon adalah fenomena dimana cahaya bulan akan nampak kemerahan di langit malam. Fenomena ini sering kali dikaitkan dengan mitos-mitos dikalangan masyarakat.

Padahal, blood moon murni fenomena alam yang bisa dijelaskan secara ilmiah. Agar tak semakin berlarut dengan mitos yang beredar, yuk, kita simak beberapa fakta blood moon di bawah ini!

1. Blood moon hanyalah frasa yang merujuk pada gerhana bulan total

Baca Juga: Jawa Barat Siaga 1 Covid-19, Bima Arya Minta Kota Bogor Siaga

Baca Juga: Ingin Kaya? Ini Alasan yang Menyebabkan Orang Tidak Menjadi Kaya

Baca Juga: Jangan Lupa, Saksikan Siaran Langsung Euro 2020 Grup F Portugal vs Hungaria Larut Malam Ini

Blood moon sebenarnya adalah frasa yang merujuk pada fenomena gerhana bulan total.

Dikutip Isu Bogor dari laman Almanac, blood moon bukanlah sebuah istilah ilmiah, melainkan hanya sebutan populer untuk gerhana bulan total.

Benar, ketika gerhana bulan total terjadi, cahaya bulan sering kali terlihat kemerahan.

Itulah mengapa frasa blood moon dipakai khalayak luas untuk mendeskripsikan kondisi fenomena tersebut.

2. Bisa terjadi dua kali dalam setahun

Fenomena blood moon termasuk ke dalam fenomena yang jarang untuk terjadi.

Walaupun NASA memprediksi akan ada dua hingga empat gerhana bulan dalam satu tahun, kemungkinan munculnya gerhana bulan total hanya 35 persen dari keseluruhannya.

Artinya, kebanyakan blood moon akan terjadi satu atau dua kali saja dalam setahun. Itu pun terbatas pada wilayah pengamatannya.

Sangat jarang bagi blood moon untuk teramati dengan jelas di wilayah yang sama setiap tahunnya.

3. Hamburan Rayleigh ambil peran dalam terciptanya blood moon

Hamburan Rayleigh, fenomena fisika yang menyebabkan hamburan cahaya,ternyata mengambil peran dalam terciptanya blood moon.

Baca Juga: Data Covid-19 di Kota Bogor Naik, Bima Arya: Varian Baru, Kemungkinan Itu Ada

Baca Juga: Motivasi Malam: Refleksi Diri Setelah Beraktivitas hingga Detik Ini

Ketika gerhana bulan total terjadi, cahaya matahari masih bisa menembus bulan secara tidak langsung melalui atmosfer.

Dilansir dari Time and Date, saat sinar matahari bergerak melalui atmosfer, saat itu pula beberapa warna dalam spektrum cahaya yang dibawanya tersaring oleh hamburan Rayleigh.

Spektrum cahaya biru dari matahari akan tersaring oleh atmosfer, sedangkan spektrum cahaya merah akan lolos menuju bulan.

4. Aman dilihat dengan mata telanjang

Berbeda dengan gerhana matahari total, bood moon atau gerhana bulan total dinyatakan aman untuk dilihat dengan mata telanjang.

Ini karena cahaya bulan tak berbahaya untuk mata, ditambah lagi spektrum cahayanya sudah tersaring oleh atmosfer.

Jadi, kamu tak perlu menggunakan pelindung mata untuk menikmati blood moon pada malam hari.

Sediakan saja peralatan pengamatan langit untuk mendapat sensasi bulan merah ini dengan lebih jelas.

5. Bisa bertahan hingga dua jam

Durasi maksimum blood moon secara teoretis bisa mencapai sekiranya dua jam.

Akan tetapi, kebanyakan blood moon hanya berlangsung selama belasan hingga puluhan menit saja.

Durasi blood moon terlama yang pernah terjadi di abad 21 yakni sekitar 1 jam 43 menit. Ini berlangsung pada tanggal 27 Juli tahun 2018 lalu.

Itulah fakta-fakta seputar blood moon, si bulan merah darah yang kehadirannya selalu memesona.***

Editor: Aulia Salsabil Syahla

Sumber: Time and Date almanac.com

Tags

Terkini

Terpopuler