Museum Keliling Koleksi Kepresidenan Hadir di Bogor, Bima Arya: Cocok untuk Gen Z dan Milenial

- 21 Oktober 2023, 15:29 WIB
Museum Keliling Koleksi Kepresidenan yang memamerkan Alunan Melodi Presiden di Museum Kepresidenan Republik Indonesia Balai Kirti dibuka sejak 18 Oktober 2023 hingga 24 Oktober 2023.
Museum Keliling Koleksi Kepresidenan yang memamerkan Alunan Melodi Presiden di Museum Kepresidenan Republik Indonesia Balai Kirti dibuka sejak 18 Oktober 2023 hingga 24 Oktober 2023. /Foto/Prokompim Kota Bogor

ISU BOGOR - Museum Keliling Koleksi Kepresidenan yang memamerkan Alunan Melodi Presiden di Museum Kepresidenan Republik Indonesia Balai Kirti dibuka sejak 18 Oktober 2023 hingga 24 Oktober 2023.

Kegiatan ini merupakan bentuk kolaborasi dari Museum dan Cagar Budaya Unit Museum Kepresidenan Republik Indonesia Balai Kirti bersama Kementerian Sekretariat Negara, Pusat Studi Arsip Kepresidenan Arsip Nasional Republik Indonesia, Pemerintah Kota Bogor, Yayasan Bung Karno, Museum Purna Bhakti Pertiwi, Yayasan Habibie dan Ainun, Pojok Gus Dur, serta Irama Nusantara

Museum Keliling Koleksi Kepresidenan, Alunan Melodi Presiden ini dibuka oleh Wali Kota Bogor, Bima Arya bersama, Sekretaris Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) Fitra Arda, Plt. Kepala Museum dan Cagar Budaya, Ahmad Mahendra, Kepala Biro Pengelolaan Istana, Dharmastuti Nugroho secara secara simbolis dengan menabuh gendang.

Baca Juga: 2 Kampung Tematik di Bogor Bakal Dikembangkan Kemenparekraf, Ini Kata Sandiaga Uno

Bima Arya mengatakan Museum keliling ini menampilkan dimensi humanis, koleksi, penyanyi favorit dan lainnya, sebagai cara lain memperkenalkan dan mengenal pemimpin melalui hobi.

"Dan pendekatan ini untuk anak-anak sekarang Gen Z, milenial pendekatanya sangat cocok," katanya, Rabu 18 Oktober 2023.

Koleksi yang ditampilkan dalam Museum keliling ini diantaranya adalah tentang musik tradisi sebagai identitas bangsa seperti halnya musik Lenso awalnya merupakan musik tradisi yang berasal dari Maluku kemudian dipopulerkan oleh Presiden Soekarno dan dipromosikan sebagai alternatif terhadap musik luar, seperti tango, cha cha rock 'n roll  yang sangat digemari muda-mudi di akhir dekade 1950-an dan awal dekade 1960-an.

Baca Juga: Update Harga Emas Logam Mulia Antam Hari Ini, Sabtu 21 Oktober 2023

Bahkan, Presiden Soekarno juga mempopulerkan Gamelan, yang dalam narasi museum keliling ini disebutkan pada 26 agustus 1965 Presiden Soekarno berpesan dalam pidatonya yang bertajuk bangunkan kebudayaan rakyat di Istana Negara menghendaki agar setiap desa memiliki gamelan.

Halaman:

Editor: Iyud Walhadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x